Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai langkah pemerintah untuk bergabung dengan blok BRICS tak berdampak langsung pada ekonomi sektor usaha.
Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengatakan, Apindo melihat BRICS lebih banyak berorientasi pada isu geopolitik dibandingkan pada harmonisasi kebijakan ekonomi yang konkret.
“Keanggotaan ini memang tidak memberikan manfaat langsung bagi sektor usaha melalui akses pasar baru tarif dan lain-lain,” kata Shinta kepada kumparan, Selasa (7/1).
Meski demikian, lanjut Shinta, Apindo juga memandang keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS sebagai peluang strategis untuk mendiversifikasi mitra dagang dan investasi, di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
BRICS memungkinkan Indonesia memperkuat kerja sama dengan negara-negara seperti Tiongkok, India, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang merupakan pasar potensial.
“Keanggotaan ini juga dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar non-tradisional seperti di Afrika dan Timur Tengah,” tutur Shinta.
Kendati dampak langsung secara ekonomi terhadap sektor usaha tidak terlihat, akan tetapi menurut dia Indonesia masih bisa memanfaatkan peluang di dalam BRICS.
Shinta menyoroti keanggotaan ini bisa menciptakan peluang kerja sama di sektor manufaktur, agrikultur, hingga energi dengan UEA dan Ethiopia.
“(Lalu) alternatif pembiayaan proyek melalui BRICS New Development Bank (NDB), sektor usaha dapat mengakses pembiayaan untuk proyek infrastruktur dan energi terbarukan, yang selama ini mungkin terkendala oleh sumber pendanaan tradisional,” terangnya.
Foto bersama 36 pemimpin negara peserta KTT BRICS 2024 di Rusia, 24/10/2024. Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
Kemudian peluang memperluas diversifikasi. Diversifikasi pasar melalui BRICS dapat memberikan alternatif bagi pelaku usaha jika hambatan perdagangan dengan AS meningkat.
“Apindo percaya bahwa pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan kepentingan nasional tetap terlindungi, baik dalam hubungan dengan AS maupun dalam pengelolaan peluang dari BRICS,” tutup Shinta.
Sebelumnya, Indonesia telah resmi bergabung sebagai anggota BRICS. Hal ini telah diumumkan secara resmi oleh Brasil sebagai ketua blok tersebut.
Brasil mengatakan, negara-negara anggota menyetujui masuknya Indonesia sesuai dengan kesepakatan perluasan keanggotaan pada KTT BRICS 2023 di Johannesburg, Afsel.
Pada saat itu, Indonesia memberi lampu hijau untuk gabung, hanya saja Indonesia meminta bergabung secara resmi setelah Pilpres 2024 yang dimenangkan oleh Prabowo Subianto.