Kecewanya Paul Munster, Sebut Sepak Bola Indonesia Menyedihkan
BASRA (Berita Anak Surabaya) January 12, 2025 12:23 PM
Pelatih Persebaya Surabaya Paul Munster tak bisa menyembunyikan kekecewaannya usai timnya ditekuk PSS Sleman 3-1 dalam laga di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (11/1) sore.
Munster menyuarakan kekecewaannya terhadap keputusan wasit dan menyebut laga kontra PSS Sleman sebagai ‘sirkus’ dan menyoroti kualitas wasit serta penggunaan VAR.
"2025 masalahnya sama. Laga ini seperti sirkus. Tidak hanya untuk tim saya, tapi pelatih (di pertandingan) lainnya juga mengalami. Mereka bicara juga. Wasitnya dari Liga 3, (wasit) VAR nya Liga 4. Jadi, ini sepenuhnya sirkus, memalukan," ujar Munster.
Munster juga menyoroti keputusan menganulir gol Bruno Moreira, yang menurutnya tidak seharusnya tidak dianulir.
“Gol kedua memang offside, tapi gol pertama (Bruno) jelas sah. Namun, wasit memutuskan untuk membatalkan gol setelah mengecek VAR,” tambahnya.
Gol kedua dari PSS Sleman juga tak luput dari kritikan pria berkewarganegaraan Irlandia Utara itu.
"Gol kedua dari PSS benar-benar offside berdasarkan videonya. Gol kami pertama (yang dianulir), Flavio sempat memenangkan bola, Bruno mencetak gol. Wasit lalu mengecek VAR, lalu memutuskan bukan gol untuk kami. Banyak keputusan yang memalukan dari wasit. Pada akhirnya kami melakukan protes keras kepada wasit. Wasitnya sama dengan saat lawan Madura United, buruk sekali. Jadi, sepak bola Indonesia sungguh menyedihkan. Ini sudah 2025, masih sama saja," keluhnya.
Buruknya kepemimpinan wasit Liga 1 di mata Munster mendorongnya untuk bertemu dengan Ketua Umum PSSi Erick Thohir.
"Saya harap PSSI mau mendengar, saya ingin bertemu Erick Thohir. Sebagai Presiden dan Komite Wasit PSSI, saya ingin berbicara dengannya juga bahwa Liga ini menurun, levelnya menurun. Levelnya jauh dari layak, standar kepemimpinan wasit dan VAR sangat lucu. Sepenuhnya skandal kalau dilihat. Saya selalu berkata hal yang sama. Tidak ada yang berubah," tegasnya.
Kondisi tersebut membuat Munster prihatin. Pasalnya, sepak bola Indonesia dinilai memiliki potensi besar dengan banyaknya suporter di tanah air.
"Inilah sepak bola Indonesia, sedihnya bahwa negeri ini sebenarnya memiliki suporter besar dan negaranya besar, tapi sepak bolanya telah mati," tuturnya.
Persebaya masih memiliki peluang untuk bangkit, namun harus segera berbenah untuk bersaing di papan atas Liga 1. Dukungan suporter tetap menjadi motivasi utama bagi tim berjuluk Green Force untuk bangkit kembali.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.