Signifikansi Manfaat Drumband dalam Pendidikan Dasar
Odemus Bei Witono January 14, 2025 12:43 PM
Di masa kini, drumband rupanya menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sering dijumpai di tingkat pendidikan dasar, seperti taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Dalam kegiatan ini, anak-anak memainkan berbagai alat musik, seperti marching bell, cymbal, bass drum, tenor drum, snare drum, dan lainnya, sambil membentuk formasi gerak yang terorganisir.
Mayoret cilik yang memimpin jalannya pertunjukan menambah daya tarik tersendiri. Fenomena ini menunjukkan bahwa drumband bukan sekadar aktivitas hiburan, melainkan juga sarana pembelajaran yang kaya manfaat.
Salah satu manfaat utama dari drumband, yakni kemampuan dalam mengajarkan kolaborasi sejak dini. Dalam satu kelompok drumband, setiap anggota memiliki peran berbeda, tetapi saling melengkapi. Pemain bass drum memberikan irama dasar, snare drum menambahkan ritme yang dinamis, sementara marching bell membawa melodi yang indah.
Agar harmoni tercipta, setiap pemain perlu mendengarkan satu sama lain dan mengikuti arahan pelatih serta mayoret. Proses ini mengajarkan anak-anak pentingnya kerja sama tim, menghormati peran orang lain, dan memahami bahwa kesuksesan kelompok adalah hasil kontribusi bersama.
Kesuksesan kelompok drumband memberikan suasana kegembiraan, sumber: Dok.Sekolah-Strada.
zoom-in-whitePerbesar
Kesuksesan kelompok drumband memberikan suasana kegembiraan, sumber: Dok.Sekolah-Strada.
Drumband juga melatih daya tahan fisik dan mental anak. Bermain drumband bukan hanya tentang memukul alat musik, tetapi juga melibatkan koordinasi gerakan tubuh, konsentrasi tinggi, dan stamina. Anak-anak sering berlatih dalam durasi agak lama agar dapat mencapai tingkat kekompakan yang diinginkan.
Latihan tersebut membutuhkan ketekunan dan disiplin, karena setiap anggota harus menguasai peran masing-masing dengan baik. Mereka juga belajar menghadapi tantangan, seperti menghafal gerakan formasi dan menjaga tempo, yang semuanya memperkuat daya tahan mental mereka.
Melalui drumband, anak-anak mengembangkan kemampuan psiko-motorik, yaitu keterampilan motorik halus dan kasar yang melibatkan koordinasi antara otak, tangan, dan tubuh. Memainkan alat musik seperti snare drum atau marching bell membutuhkan gerakan presisi dan terkontrol.
Selain itu, anak-anak juga belajar mengenali nada, ritme, dan melodi, yang membantu mengasah sense musik mereka. Kemampuan ini tidak hanya berguna dalam konteks musikal, tetapi juga mendukung perkembangan kognitif anak secara umum.
Drumband memiliki dimensi sosial yang kuat. Dalam kelompok drumband, anak-anak belajar berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan menghormati pelatih sebagai figur otoritas.
Mereka juga diajarkan bagaimana menyelesaikan konflik secara konstruktif, seperti saat terjadi perbedaan pendapat tentang formasi atau tempo lagu. Aktivitas ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas, yang merupakan nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Drumband tidak hanya soal memainkan alat musik, tetapi juga melibatkan elemen seni dan kreativitas. Formasi gerak apik dan estetika kostum memberikan ruang bagi anak-anak mengekspresikan diri.
Mereka diajak berpikir kreatif dalam menghasilkan konfigurasi formasi yang menarik dan menyelaraskan gerakan dengan musik yang dimainkan. Dengan demikian, drumband menjadi medium menumbuhkan jiwa seni dan rasa percaya diri anak-anak.
Setiap anggota drumband memiliki tanggung jawab terhadap peran mereka masing-masing. Misalnya, pemain snare drum harus menjaga tempo, sementara pemain bass drum memberikan irama dasar yang stabil.
Anak-anak juga diajarkan datang tepat waktu, membawa perlengkapan yang diperlukan, dan mematuhi jadwal latihan. Semua ini menanamkan nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab yang akan berguna bagi kehidupan mereka di masa depan.
Kegiatan drumband juga berkontribusi pada perkembangan emosional anak. Ketika anak berhasil memainkan lagu dengan baik atau mendapatkan tepuk tangan dari penonton, mereka merasakan kebanggaan dan kepuasan.
Sebaliknya, jika mereka melakukan kesalahan, mereka belajar menerima kritik dan memperbaiki diri. Proses ini membantu anak-anak mengelola emosi mereka dan meningkatkan rasa percaya diri.
Drumband merupakan contoh nyata dari pendidikan holistik yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psiko-motorik. Dari sisi kognitif, anak-anak belajar memahami notasi musik dan konsep ritme. Dari sisi afektif, mereka belajar menghargai seni dan menikmati proses bermain musik.
Sementara itu, dari sisi tata gerak, mereka mengembangkan koordinasi gerakan yang kompleks. Pendekatan holistik ini mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.
Bagi sebagian anak, pengalaman bermain drumband dapat menjadi awal dari kecintaan mereka terhadap musik atau seni pertunjukan. Ada yang mungkin terinspirasi menjadi musisi profesional, pelatih drumband, atau bahkan koreografer.
Drumband membuka wawasan anak tentang berbagai peluang di dunia seni dan memberikan mereka platform mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
Sebagai catatan akhir drumband merupakan kegiatan signifikan yang bermanfaat dalam proses formasi peserta didik di tingkat dasar. Kegiatan tersebut bukan sekadar aktivitas ekstrakurikuler yang menghibur, tetapi juga sarana pembelajaran kaya manfaat bagi pendidikan dasar murid. Melalui drumband, anak-anak belajar kolaborasi, ketekunan, disiplin, kreativitas, dan tanggung jawab.
Para murid juga mengembangkan kemampuan psiko-motorik, sense musik, dan keterampilan sosial yang penting bagi kehidupan mereka. Dengan bimbingan yang tepat dari para pelatih, drumband dapat menjadi medium efektif dalam mendidik anak-anak secara holistik dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, sekolah-sekolah perlu terus mendukung dan mengembangkan kegiatan drumband sebagai bagian integral dari pendidikan dasar.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.