TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor Indonesia sebesar 23,46 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 2,24 persen dibandingkan kinerja ekspor November 2024 sebesar 24 miliar dolar AS.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, dari total ekspor Desember tersebut tercatat ekspor migas sebesar 1,54 miliar dolar AS atau naik 17,12 persen. Sedangkan nilai ekspor non-migas tercatat turun 3,36 persen dengan nilai 21,92 miliar dolar AS.
Amalia bilang, total nilai ekspor mengalami penurunan secara bulanan didorong oleh penurunan nilai ekspor non migas.
"Penurunan nilai ekspor secara bulanan terutama didorong oleh penurunan ekspor non migas, yaitu pada komoditas mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya atau HS 84, Nikel dan barang daripadanya atau HS 75, serta bijih logam, terak dan abu atau HS 26," kata Amalia dalam Rilis BPS, Rabu (15/1/2025).
Amalia menyatakan, secara tahunan nilai ekspor Desember 2024 mengalami peningkatan sebesar 4,78 persen. Dia bilang, kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor non migas terutama pada barang lemak dan hewan nabati (HS 15), nikel dan barang daripadanya (HS 75), serta mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85).
Sementara kinerja ekspor berdasarkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan kontribusi 0,58 miliar dolar AS. Ekspor pertambangan dan lainnya sebesar 3,73 miliar dolar AS dan ekspor industri pengolahan mencapai 17,61 miliar dolar AS.
"Seluruh sektor secara bulanan mengalami penurunan dan penurunan nilai ekspor migas utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang turun 3,55 persen disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor mesin untuk keperluan khusus, nikel, barang dari logam siap pasang untuk konstruksi, kelapa sawit dan juga besi dan baja," jelas Amalia.
Meski begitu, kinerja ekspor secara tahunan pada semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor pertambangan. Amalia bilang, peningkatan ekspor non migas terutama didorong oleh kenaikan ekspor industri pengolahan yang mencapai 12,24 persen.
"Peningkatan ini memberikan andil sebesar 8,58 persen terhadap kenaikan total ekspor non migas," ungkapnya.