HMI Komisariat Temanggung Gelar Seminar Public Speaking Guna Perkuat Kompetensi
GH News January 15, 2025 07:06 PM

TIMESINDONESIA, TEMANGGUNGPublic speaking merupakan hal yang penting, bagi kaum muda dapat berguna sebagai modal mengemukakan gagasan, menyuarakan aspirasi ke masyarakat. Atas dasar itu HMI Komisariat Temanggung mengadakan seminar public speaking, pada Rabu (14/1/2025) di Aula INISNU Temanggung.

Acara yang dimoderatori oleh Ketua Komisariat HMI Temanggung, Anas Rodin itu, menghadirkan dua narasumber dari Komisioner KPU Temanggung R.M. Bagus Pratomo, dan Luluk Ifadah, akademisi sekaligus FSP Kemendikbud RI.

Kegiatan yang mengangkat tema, Bicara adalah kuncinnya, itu mendiskusikan pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

"Jangan sampai terjadi misskomunikasi, karena niat baik komunikasi terkadang belum diterima oleh orang lain dan akhirnya terjadi kesalahpahaman," terang Bagus.

Ia menambahkan bahwa, public speaking merupakan pengetahuan dan seni untuk memberikan pengaruh pada orang lain. Ketika pemuda mahir dalam berkomunikasi, seseorang akan dapat memberikan impact kepada masyarakat. Bagus mencontohkan tentang pidato Presiden Soekarno juga Syahrir para pahlawan, yang berhasil memberikan dampak luar biasa dari kemampuan public speakingnya.

"Pelajarilah seni bicara, maka anda akan menguasai keadaan, setiap hari manusia rata-rata bicara delapan belas ribu kata, namun realitanya 41 persen manusia ketakutan untuk berbicara di depan orang banyak," tegas Bagus yang juga anggota Komisioner KPU Temanggung.

Ada beberapa jenis public speaking seperti, ceramah, pidato, propaganda, presentasi ilmiah, reportase, dan orator. Hal ini tentu menggunakan metode dan cara yang berbeda. Dalam public speaking, dimulai dengan pembuka, isi dan penutup dengan konten yang berbeda-beda sesuai tema yang dipilih.

Komisioner-KPU-Temanggung-z.jpgPara peserta dan pembicara, berfoto bersama usai acara seminar. (FOTO: Hermanto/ TIMES Indonesia)

"Inti Komunikasi adalah, 55 persen bahasa tubuh, 38 persen kualitas suara dan 7 persen kata-kata. Selain itu penampilan menjadi hal penting, seperti yang dilakukan Presiden Soekarno dalam Jas yang dikenakan, yang kancing bajunya terbuat dari logam mulia," urai Bagus memberi contoh. 

Bagus kembali menjelaskan jika, penampilan seseorang orang mulai dari baju, bawahan, sepatu, kaos kaki, harus diperhatikan.

"Selain itu, lakukan kontak mata seefektif mungkin dan sesering mungkin, sapu pandangan ke seluruh ruangan, pandangan per orang maksimal empat detik, pandang bagian dahi dan mulut," imbuh anggota GMNI Temanggung itu.

Ia melanjutkan, selain hal tersebut di atas, tak kalah penting dalam public speaking adalah, posisi tangan dan intonasi bicara.

"Volume, Gap, intonasi (robot voice, dog talker, storyteller), clarity (kejelasan pelafalan), power, speed/tempo dan smiling voice," pungkasnya.

Senada dengan Bagus, Luluk Ifadah, mencoba melihat komunikasi dari sisi psikologi. Gen Z dan prefetensi komunikasi dipengaruhi teknologi dan preferensi visual.

"Seperti Gen Z tumbuh dalam dunia digital, nyaman berkomunikasi di medsos pesan video call dan lebih singkat visual, terbiasa sengan konten visual dan suka video pendek," ucap FSP Kemendikbud RI itu menjelaskan.

Di penghujung acara yang diikuti oleh berbagai organisasi, mahasiswa, pengurus PMII, IMM, GMNI, KAHMI, IPPNU dan IPNU hingga pelajar SMA dan SMK serta pengurus OSIS seluruh Kabupaten Temanggung itu, Luluk menyampaikan pentingnya public speaking bagi pemuda, agar mampu meningkatkan kepercayaan diri, memperkuat komunikasi, berlatih terus menerus.

"Ada beberapa hambatan dalam public speaking seperti, rasa gugup, ketakutan akan penilaian. hingga membangun kepercayaan diri, seperti berlatih secara teratur, mencari umpan balik, dan bergabung dengan kelompok atau komunitas," tutup Luluk. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.