Anggota DPRD Banjarnegara Dorong Agrowisata di Madukara
GH News January 15, 2025 11:06 PM

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Seperti diketahui wilayah Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara merupakan sentra buah salak dan durian. Daerah ini juga memiliki irisan Sungai Serayu berkarakteristik unik dan menjadi lokasi strategis bagi pecinta arung jeram.

Hal inilah yang mendorong Sugijen, anggota DPRD Banjanegara untuk mengembangkan potensi kearifan lokal yakni kawasan kebun salak di Desa Kutayasa Kecamatan Madukara menjadi agrowisata yang unik dan menarik.

Rani-dan-penggiat-wisata-lokal-saat-berada-2.jpg

Berdasarkan kajian yang dilakukan bersama karang taruna Kabupaten Banjarnegara, Sugijen merasa optimis, sedikitnya ada tiga desa penyangga bagi pengembangan wisata agro di Madukara

"Kami optimis tiga desa terdekat seperti Kutayasa, Talunamba dan Limbangan bakal berkontribusi bagi tumbuhnya wisata baru di daerah bawah setelah Dataran Tinggi Dieng (DTD)," jelas Sugijen, Rabu (15/1/2025).

Disampaikan juga Banjarnegara bagian bawah khususnya Kecamatan Madukara sangat potensial bagi pengembangan wisata agro karena terdapat irisan Serayu yang sudah memiliki sejumlah potensi penunjang yakni arung jeram. Nantinya akan dipadukan dengan wisata agrowisata pertanian setempat.

Rani-dan-penggiat-wisata-lokal-saat-berada-3.jpg

Ada edukasi tentang pertanian di wilayah ini. "Kita tentu sangat mendorong para pemuda, karang taruna dan penggiat wisata untuk melakukan inovasi agar potensi yang sudah ada dapat terhubung dan saling mendukung dan menciptakan simpul ekonomi di desa - desa penyangga tersebut," tandas Sugijen.

Untuk merealisasikan impian tersebut lanjut Sugijen tentu membutuhkan proses. Oleh karenanya ia akan mendorong karang taruna, aktivitas lingkungan dan pariwisata melakukan pendekatan dengan stakeholder pariwisata yang sudah ada.

"Kita akan dorong sepenuhnya, namun biarkan mereka berproses dulu. Kita juga sudah bekerja sama dengan biro wisata di Dieng. Nantinya akan berkolaborasi dan mewujudkan Kutayasa menjadi kawasan agrowisata dan menjadi tujuan wisata setelah Dieng," terangnya.

Potensi yang dimiliki di daerah penyangga kawasan agrowisata Madukara adalah kebun salak, kebun durian dan green house buah melon.

"Jadi konsepnya adalah bagaimana wisatawan daerah bawah baik ke Dieng, tapi dari Dieng juga bisa turun atau wisata ke bawah," ujarnya.

"Karena targetnya kita, kalau wisatawan masuk ke Dieng lewatnya Wonosobo maka kalau bisa pulangnya lewat Banjarnegara. Dan paket wisata yang punya nilai tawar adalah rafting dan agrowisata," sambung Sugijen. 

Senada juga disampaikan oleh Rani dari biro wisata 'Kayangan Dieng'. Ia juga mendukung upaya yang dilakukan oleh para pemuda di Madukara kembangkan agrowisata di Madukara karena wilayah ini memiliki wisata pendukung lain uang sudah ada.

"Wisata agro itu kan natural ya, jadi ini merupakan alternatif bagi wisatawan agar tidak bosan. Apalagi jika kawasan agrowisata ini dipadu dengan edukasi pertanian, seperti panen salak dan wisatawan bisa bawa oleh - oleh buah salak. Tentu ini sesuatu yang unik dan menari," katanya di Kutayasa Banjarnegara. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.