Studi: Anak Obesitas yang Tidak Berolahraga Berisiko Lebih Tinggi Kena Demensia
kumparanMOM January 16, 2025 05:43 PM
Obesitas pada anak tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan fisik, tetapi juga dapat menurunkan kemampuan berpikir dan ingatannya atau dikenal dengan demensia di kemudian hari. Padahal, umumnya demensia terjadi pada lansia atau yang berusia 60 tahun ke atas, Moms.
Peneliti menemukan bahwa demensia bisa terjadi pada orang-orang yang lebih muda, terutama pada anak-anak yang masa kecilnya sudah mengalami obesitas dan tidak beraktivitas fisik dengan cukup.
Sebuah penelitian dari Oxford University, seperti dikutip dari Daily Mail, mengamati 862 anak dengan berat badan yang telah diukur sejak usia 7 tahun, serta aktivitas fisik mingguan sejak usia 11 tahun. Kemudian, otak mereka dipindai oleh peneliti di usia sekitar 20 tahun untuk dianalisis terkait dengan demensia.
Hasilnya, orang-orang dengan BMI (Body Mass Index) lebih tinggi pada usia 7 tahun dan mengalami kenaikan berat badan yang signifikan hingga usia 17 tahun, ternyata memiliki perbedaan dalam struktur 'jaringan mode default' mereka, yang dikaitkan dengan demensia di usia yang lebih tua.
Anak-anak dengan BMI yang lebih tinggi dan kurang beraktivitas fisik juga cenderung memiliki perbedaan dalam korteks entorhinal mereka, yang menurut bukti juga berperan dalam demensia.
Hasilnya menunjukkan otak anak-anak dapat berkembang secara berbeda jika mereka tidak cukup berolahraga dan kelebihan berat badan. Hal ini dapat menyebabkan si kecil lebih berisiko terkena demensia saat mereka dewasa. Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah hal ini benar bisa terjadi.
Ilustrasi anak obesitas Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak obesitas Foto: Shutterstock
"Demensia dipandang sebagai penyakit yang menyerang orang lanjut usia. Tetapi, temuan kami menunjukkan tubuh yang sehat juga diperlukan di masa kanak-kanak dan remaja," ujar penulis utama studi, Holly Haines, yang penelitiannya diterbitkan dalam jurnal eBioMedicine.
"Ada kesadaran yang berkembang bahwa gaya hidup kita sepanjang hidup, sejak usia muda, dapat memengaruhi apa yang terjadi pada kita di kemudian hari. Dan tidak ada kata yang terlalu dini untuk lebih sehat sejak usia muda," lanjut dia.

Tips Mengatasi Obesitas pada Anak

Mengatasi obesitas pada anak sebenarnya bisa dilakukan dengan cara mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih sehat. Perubahan ini penting karena anak yang mengalami obesitas punya kemungkinan lebih besar mempertahankan kondisinya hingga remaja dan dewasa.
Untuk mengatasi obesitas pada anak, coba lakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Orang Tua Jadi Contoh

Berikan contoh yang baik tentang kebiasaan makan sehat dan beraktivitas fisik secara teratur. Termasuk juga membiasakan jadwal makan yang teratur dan mengajak si kecil makan bersama keluarga di meja makan. Sehingga, anak akan merasa bahwa kebiasaan ini penting dilakukan bersama.

2. Beraktivitas Fisik

Dorong anak untuk beraktivitas fisik atau berolahraga setidaknya 60 menit dalam sehari. Cari tahu aktivitas apa yang ia suka, seperti berenang, bermain bola, dan lainnya. Cara ini bisa mengurangi anak terlalu banyak berdiam diri, dan juga mengurangi waktu layarnya, lho!
Ilustrasi anak makan makanan manis. Foto: 9nong/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan makanan manis. Foto: 9nong/Shutterstock

3. Camilan Sehat

Anda juga bisa membuat berbagai pilihan camilan sehat untuk si kecil di rumah, seperti popcorn tanpa mentega, buah-buahan dengan yoghurt rendah lemak, atau sereal gandum dengan susu rendah lemak.

4. Pilihan Makanan

Buatlah menu makanan yang fokus pada makanan bergizi, seperti buah-buahan dan sayur, biji-bijian, protein tanpa lemak, hingga susu rendah lemak. Kontrol porsi makan anak dengan menyesuaikan kebutuhan kalorinya.
Namun, jangan berkecil hati jika anak tidak langsung menyukai menu makanan sehat yang telah Anda masak. Sebab, butuh beberapa kali diberikan sampai akhirnya nanti anak akan terbiasa pada makanan tersebut.

5. Hindari Hadiah Makanan yang Tidak Sehat

Beberapa orang tua kerap menjanjikan camilan seperti permen, cokelat, atau es krim bila ia berhasil menghabiskan makanannya. Namun, hindari cara ini karena bukanlah ide yang bagus.

6. Tidur Cukup

Pastikan anak mendapat tidur yang cukup. Hal ini merujuk pada beberapa penelitian yang mengungkapkan tidur yang terlalu sedikit dapat meningkatkan risiko obesitas. Kurang tidur juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, yang berujung pada peningkatan nafsu makan.
Anda juga dapat melakukan pemeriksaan rutin kepada dokter anak setidaknya setahun sekali untuk memantau berat dan tinggi badannya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.