Anggota DPR RI Okta Kumala Dewi: Indonesia Perlu Tingkatkan Kekuatan Paspor di Dunia Internasional
GH News January 16, 2025 08:05 PM

Henley Passport Index 2025 baru saja merilis daftar kekuatan paspor dunia, di mana Indonesia kembali berada di peringkat ke66.

Posisi ini menunjukkan stagnasi dibandingkan tahun sebelumnya dan masih tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Singapura yang berada di peringkat ke1, Malaysia yang di peringkat ke12, Brunei peringkat ke20 dan Thailand di peringkat ke63.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi, menyatakan pentingnya langkah strategis memperkuat paspor Indonesia sebagai simbol kepercayaan diplomasi internasional.

Paspor Indonesia Masih Belum Optimal

Okta Kumala Dewi menyayangkan Indonesia tidak termasuk dalam kebijakan bebas visa transit 10 hari yang baru saja diterapkan oleh pemerintah Tiongkok untuk 54 negara. 

Padahal, lanjut Okta, Indonesia memiliki hubungan perdagangan dan pariwisata yang cukup baik dengan Tiongkok.

Berdasarkan data, Tiongkok merupakan mitra utama perdagangan Indonesia.

Secara statistik, Tiongkok menempati urutan pertama sebagai eksportir dan importir bagi Indonesia. 

Nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 65 miliar dollar AS dan angka impor nya mencapai 63 miliar dollar AS pada 2023.

Selain itu, Tiongkok pun masuk ke dalam daftar destinasi favorit bagi wisatawan Indonesia dengan jumlah 221,6 ribu orang berkunjung ke Tiongkok pada 2024.

Statistik ini menunjukkan bahwa Indonesia dan Tiongkok memiliki hubungan yang erat dan signifikan.

"Apalagi, Indonesia saat ini sedang merancang kebijakan pembebasan visa untuk 20 negara, termasuk Tiongkok. Sehingga halhal tersebut seharusnya dapat menjadi pertimbangan bagi Tiongkok untuk memasukan Indonesia ke dalam daftar negara bebas visa transitnya," ujar Okta.

Okta menekankan bahwa Indonesia perlu memperkuat faktorfaktor yang menentukan kekuatan paspornya.

 “Kekuatan paspor tidak hanya dilihat dari jumlah negara yang memberikan akses bebas visa, tetapi juga hal tersebut bisa tercapai dari kepercayaan dunia terhadap stabilitas politik, keamanan, ekonomi, dan hubungan diplomatik kita.

Saya berharap Kemenlu di bawah Menteri Sugiono dapat mengambil langkahlangkah diplomatik yang diperlukan untuk memperkuat kepercayaan dunia kepada Indonesia” kata Okta.

Selain itu, Okta menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan potensi domestik, seperti pariwisata, budaya, dan kekayaan alam, sebagai daya tarik untuk meningkatkan hubungan bilateral.

“Indonesia memiliki daya tarik global yang luar biasa, baik dari segi pariwisata maupun budaya. Hal ini dapat menjadi modal untuk memperluas kerja sama dengan negara lain, sehingga meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia dan memperkuat akses global warganya,” jelasnya.

Okta menyatakan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia akan menjadi aktor yang semakin strategis di dunia internasional. 

“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, saya percaya Indonesia akan semakin dihormati di panggung internasional, dan hal itu akan berdampak langsung pada penguatan paspor kita,” ujarnya optimis.

Okta menilai, pemerintahan saat ini telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan hubungan bilateral dan multilateral. Hal ini ke depan akan berdampak kepada kekuatan paspor Indonesia.

“Pemerintahan Presiden Prabowo memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi di dunia internasional. Beberapa kunjungan luar negeri yang dilakukan menghasilkan hubungan bilateral dan multilateral yang sangat baik dengan negaranegara lainnya.

 Saya yakin kekuatan paspor kita nantinya akan meningkat dan bisa menjadi salah satu cerminan dari kesuksesan diplomasi luar negeri kita," tutup Okta.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.