TRIBUN-MEDAN.com - Viral seorang karyawan membakar tempatnya bekerja dulu.
Dilaporkan bahwa pria itu melakukan hal tersebut dikarenakan ingin balas dendam.
Dilansir dari mirror.co.uk, Kamis (16/1/2025) dia kemudian membakar bangunan itu dan dirinya sendiri di depan banyak orang.
Diketahui bahwa dia bekerja di sebuah tempat cukur rambut.
Suatu hari, pria itu, Dilovan Sindi, dipecat oleh pemilik usaha tersebut.
Namun, dia tidak terima dengan keputusan atasannya tersebut.
Pria itu kemudian berniat untuk membalaskan dendam terpendamnya.
Pada Mei 2023, Sindi datang ke tempat kerjanya tersebut, Amed's Hair Design di Newcastle.
Dia pun mulai menyiram seluruh sudut ruangan dengan bensin.
Sindi kemudian menyalakan korek api yang menyebabkan kebakaran hebat.
Api tersebut menelan dirinya dan salah satu pemilik pada saat itu.
Seorang pengemudi truk yang lewat melihat insiden tersebut.
Dia kemudian segera mencari pertolongan pertama.
Dia berhasil memadamkan tubuh Sindi yang terbakar dengan alat pemadam kebakaran.
Terdakwa menderita luka bakar hingga 85 persen dari tubuhnya, sementara korban lainnya menderita luka bakar hingga 75 persen .
Ternyata pada hari itu, seorang anak laki-laki berusia 15 bulan sedang duduk di pangkuan ayahnya.
Balita tersebut sedang memotong rambut untuk pertama kalinya.
Untungnya, bayi tersebut tidak mengalami cedera fisik apapun.
Namun, dilaporkan bahwa dia mungkin mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Pengadilan Newcastle mendengar bahwa serangan tersebut merupakan upaya balas dendam.
Sebelumnya, setelah terjadi perselisihan antara pemilik tempat cukur rambut yang sekarang dan pemilik sebelumnya.
Sindi, 40 tahun, sebelumnya pernah bekerja di toko tersebut.
Dia percaya bahwa dia memiliki kepentingan finansial dalam bisnis tersebut.
Namun, pada awal bulan itu, dia dipecat setelah dituduh mencuri, yang kemudian dibantahnya.
Di pengadilan, Sindi mengaku bersalah atas pembakaran dengan maksud untuk membahayakan nyawa.
Dia juga didkwa telah melakukan percobaan melukai dan menyebabkan kerusakan tubuh yang parah.
Jaksa penuntut, Chris Wood, melaporkan bahwa Sindi muncul pada hari kejadian dengan membawa jeriken berisi minyak.
Dia kemudian mulai menuangkan isinya ke lantai dan sekitar bangunan itu.
"Begitu dia selesai menyemprotkan bensin, dia berhenti," ungkap Wood.
"Dia kemudian mengeluarkan korek api pada saat itu," tambahnya.
Pemilik toko sebelumnya dengan berani mencoba mengambil korek api dari Sindi.
Namun, korek api tersebut jatuh ke lantai dan terjadi ledakan api.
Sementara pemilik sebelumnya yang juga berada di sana mengalami luka bakar yang serius.
Dia mengatakan bahwa dia sekarang tidak akan pernah bisa bekerja lagi.
Dia merasa bahwa dia lebih baik mati setelah cedera yang dialaminya.
"Saya masih hidup tetapi saya tidak memiliki kehidupan," ungkapnya.
"Saya adalah setengah dari manusia."
"Otak dan tubuh saya tidak akan pernah pulih dari ini," tambahnya.
Dilaporkan bahwa bayi yang ada di toko pada saat itu dibawa ke rumah sakit.
Untungnya, dia maupun ayahnya tidak mengalami cedera serius.
Bayi itu mengalami gosong kecil pada area rambutnya.
Dokter juga mencatat adanya lendir di sekitar hidung dan mulutnya.
Namun, secara fisik dia dalam keadaan sehat.
John Wilkinson, pembela, mengatakan bahwa Sindi mengalami koma akibat luka bakar yang dideritanya.
Terdakwa masih harus menjalani operasi dan mengalami rasa sakit seumur hidup.
"Dia percaya bahwa dia memiliki kepentingan dalam bisnis ini," ungkap Wilkinson.
"Terdakwa merasa haknya dirampas."
"Dia adalah orang yang religius."
"Melihat apa yang terjadi dan fakta bahwa dia selamat dari kebakaran sangatlah mengejutkan mengingat kondisinya."
"Dia diberi kesempatan kedua untuk membuktikan bahwa dia adalah manusia yang baik," tambahnya.
Hakim Robert Adams memberi putusan bahwa Sindi mendapatkan hukuman penjara selama tujuh tahun dan dua bulan.
Dia mengatakan bahwa jelas ada unsur balas dendam dalam serangan tersebut.
Setelah sidang, kepolisian menyampaikan suatu hal.
"Tindakan Sindi pada tanggal 23 Mei 2023 benar-benar menjijikkan."
"Dia menyebabkan cedera serius yang mengubah hidup salah satu korbannya."
"Beruntung kami tidak menghadapi hasil yang jauh lebih buruk mengingat keseriusan serangan hari itu."
"Saya harap kasus ini menunjukkan kepada publik bahwa kami akan selalu berusaha untuk menuntut pelaku kekerasan."
"Kami akan berusaha keras membawa pelaku ke pengadilan," tambahnya.
(mag/vania elisha/tribun-medan.com)