Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus demam berdarah dengue (DBD) kembali muncul di awal 2025
Sejumlah daerah di Sulawesi Utara melaporkan pasien terinfeksi.
Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat akan potensi penyebaran yang lebih luas.
Pengamat kesehatan yang juga akademisi Universitas Sam Ratulangi Manado, Adi Tucunan beri pendapat, Jumat (24/1/2025).
Ia menyatakan bahwa gerakan 3M (menguras, menutup, dan mendaur ulang) adalah langkah pencegahan efektif.
"Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada konsistensi dan kesadaran masyarakat, serta keberlanjutan sosialisasi," jelasnya.
Menurutnya, pencegahan DBD sulit dilakukan jika minim edukasi dan kesadaran masyarakat rendah.
Gerakan 3M dinilai penting sebagai upaya jangka panjang untuk mencegah penyebaran penyakit infeksi ini.
Tucunan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam strategi jangka panjang.
Pemerintah diminta melakukan pengawasan ketat terhadap kebijakan penanganan DBD dan terus mensosialisasikan langkah pencegahan kepada publik.
Di sisi lain, masyarakat harus diberdayakan untuk aktif melakukan mitigasi dan tindakan preventif.
"Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan LSM perlu dilibatkan untuk memberikan pengingat agar publik tetap sejalan dengan upaya pemerintah," katanya.
Tucunan optimistis, dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, kasus DBD dapat diminimalisasi, bahkan diberantas.
Kolaborasi dua elemen ini disebutnya sebagai kunci utama untuk mengeradikasi endemis DBD di masa mendatang. (Pet)