Grid.ID- Tarian naga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina.
Seiring penyebaran budaya dan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, tarian naga kini dapat ditemukan di berbagai sudut dunia, terutama di daerah dengan komunitas Tionghoa.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol penting dari budaya Tionghoa.
Makna Simbolis dan Filosofi Tarian Naga
Dalam budaya Tionghoa sebagaimana dikutip dari China Highlights, naga melambangkan kebijaksanaan, kekuatan, dan kekayaan.
Naga juga diyakini membawa keberuntungan dan keberkahan.
Pada zaman dahulu, tarian naga dilakukan untuk memohon hujan saat kemarau panjang atau sebagai doa agar tanaman terlindungi dari serangan hama.
Saat ini, tarian naga menjadi bagian penting dari perayaan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan serta kemakmuran.
Bahkan, menyentuh naga saat tarian dipercaya membawa keberuntungan tambahan.
Warna naga dalam tarian juga memiliki makna khusus.
Hijau: Simbol panen berlimpah.
Kuning: Menghormati kekaisaran.
Emas atau perak: Melambangkan kemakmuran.
Merah: Menciptakan semangat dan keberuntungan.
Kostum Tarian Naga
Kostum tarian naga terdiri dari kepala naga besar dan tubuh panjang yang menyerupai ekor.
Tubuh naga ini biasanya dibentuk dalam segmen-segmen dan diangkat dengan tiang.
Panjang naga dapat bervariasi dari 2 meter hingga lebih dari 1.000 meter.
Semakin panjang naga, semakin besar keberuntungan yang diyakini akan dibawanya.
Naga sering memiliki jumlah sambungan yang ganjil, seperti 9, 11, atau 13, karena angka ganjil dianggap membawa keberuntungan.
Kostumnya terbuat dari bahan seperti bambu, kertas, kain, dan dihias dengan motif sisik naga.
Para penari biasanya memakai celana panjang yang senada dengan tubuh naga.
Koreografi Tarian Naga
Seorang penari memimpin dengan membawa tongkat berujung bola besar, yang dikenal sebagai 'Mutiara Kebijaksanaan'.
Bola ini digerakkan ke segala arah, dan naga mengikuti gerakan tersebut dengan gerakan berombak yang menyerupai tarian.
Koreografi tarian naga beragam tergantung pada keterampilan penari.
Beberapa gerakan populer meliputi 'gua awan', 'pusaran air', 'pola tai chi', dan 'naga mengejar mutiara', yang melambangkan naga yang terus mengejar kebijaksanaan.
Setelah tarian selesai, kepala dan ekor naga dibakar sebagai simbol keberuntungan, sementara tubuhnya dikembalikan ke kuil untuk digunakan pada tahun berikutnya.
Legenda Tarian Naga
Tarian naga berasal dari masa Dinasti Han (206 SM–220 M), awalnya sebagai upacara pemujaan leluhur dan doa untuk hujan.
Pada masa Dinasti Tang (618–907) dan Dinasti Song (960–1279), tarian ini berkembang menjadi hiburan dan kegiatan ritual dalam festival seperti Tahun Baru Imlek.
Menurut legenda, tarian naga bermula di sebuah desa bernama Lotus.
Di sana, seorang wanita melahirkan anak dengan sisik naga setelah mengandung selama 999 hari.
Anak itu kemudian berubah menjadi naga emas yang membawa hujan saat desa dilanda kekeringan.
Sebagai ungkapan terima kasih, penduduk desa menciptakan naga bunga dari 999 kelopak bunga lotus dan menampilkan tarian naga setiap Tahun Baru Imlek.
Dengan gerakan dinamis dan kostum yang memukau, tarian ini terus menjadi daya tarik utama dalam perayaan Imlek, menyatukan komunitas sekaligus membawa keberuntungan dan semangat baru untuk tahun yang akan datang.