KEN AROK mendirikan
Kerajaan Singasari setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Kediri di bawah Raja Kertajaya.
Ken Arok terlebih dahulu mengalahkan Tunggul Ametung akuwu dari Tumapel, wilayah bawahan dari Kerajaan Kediri.
Sosok Ken Arok sendiri memang sosok raja yang secara asal usulnya masih misterius.
Terdapat banyak versi asal usul Ken Arok, termasuk keturunan dari orang tua dari siapa. Salah satunya dalam kitab Kakawin Pararaton gubahan Mpu Prapanca yang diterjemahkan oleh Ki J. Padmapuspita.
Konon di Pararaton ini Ken Arok dijelaskan terlahir dari seorang ibu bernama Ken Ndok. Nama asli Ken Ndok adalah Astia, ia merupakan kembang Dusun Pangkur yang cantik mempesona, sebagaimana dikutip dari "Babad Tanah Djawi", dari Soedjipto Abimanyu.
Kemudian, ia dipersunting oleh seorang Maharesi yang bernama Resi Ang Sri Yogiswara Girinata, pemimpin Padepokan Girilaya yang sangat terkenal pada waktu itu.
Karena selama sepuluh tahun tak pernah "disentuh", akhirnya Ken Ndok berpaling hati dengan seorang pemuda yang kebetulan menolongnya saat mendapat kecelakaan di hutan.
Pemuda itu bernama Gajah Para. Sampai akhirnya, Gajah Para difitnah telah menghamili Ken Ndok karena seringnya mereka bersama.
Padahal, menurut kajian Ki J. Padmapuspita, Ken Ndok hamil oleh seorang resi cabul yang berhasil menghipnotisnya hingga tertidur, dan menyetubuhi Ken Ndok. Merasa bukan pelakunya, Gajah Para tidak mengakui anak yang dikandung Ken Ndok.
Hal ini membuat Ken Ndok merasa malu, dan lari dari Girilaya ke sebuah daerah tersembunyi.
Di sana, Ken Ndok mengakui bahwa anak yang dikandungnya itu adalah anak Dewa Brahma, sehingga Ken Ndok dianggap gila dan diusir dari daerah tersebut. Sesampainya di daerah pekuburan, mungkin karena sudah waktunya, akhirnya Ken Ndok melahirkan bayi tersebut.
Namun ia meninggalkan bayi itu begitu saja di tengah pekuburan. Hingga lewatlah seorang pencuri yang bernama Ki Lembong, lalu memungut anak tersebut, dan memberinya nama Temon karena anak tersebut hasil temuan.
Karena salah asuhan, akhirnya malah membuat Ki Lembong terjerat utang akibat ulah Temon yang suka berjudi. Akhirnya, Temon diusir oleh Ki Lembong hingga membuat ia berkelana tanpa tujuan.
Saat perjalanannya ke Kauman, Temon bertemu dengan Bango Samparan, seorang bandar judi terkenal dari Kauman.
Perkenalan Temon dengan Bango Samparan berdasarkan wangsit gaib yang diterima oleh Bango Samparan saat bersemedi di hutan Rabut Jalu karena terdesak oleh lilitan utang.
Wangsit tersebut mengatakan bahwa apabila Bango Samparan hendak menyelesaikan utang, maka hendaklah menemui seorang pemuda bernama Temon dengan tanda cakra pada telapak tangannya, dan dari mulutnya keluar cahaya.
Setelah Temon berhasil mengatasi kemelut keuangan, Bango Samparan akhirnya mengangkat Temon sebagai anaknya, dan mengganti namanya menjadi Arok.