Relawan Makanan Bergizi Gratis di Sumenep Kecewa Upah Tak Jelas, Pilih Fokus Kelola Warung Nasi
Mariana February 02, 2025 04:31 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pasangan suami istri (pasutri) di Sumenep, Jawa Timur, merasa kecewa dan mengundurkan diri dari relawan Makan Bergizi Gratis, menjadi sorotan viral di media sosial.

Belum lama tadi, operasional Makan Bergizi Gratis di Sumenep menuai sorotan karena ada relawan-relawannya yang mengundurkan diri.

Sebagaimana yang dibagikan di akun X. Warganet di kolom komentar unggahan itu pun turut menyayangkan adanya ketidakjelasan upah dan pekerjaan yang membuat para relawan mengundurkan diri.

Adapun, dua di antara relawan yang mengundurkan diri adalah pasutri asal Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep.

Masing-masing pasutri tersebut bernama Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48).

Keduanya adalah pemilik warung nasi, yang juga bekerja menjadi relawan Makan Bergizi Gratis.

Kini, Moh Farid dan Asia Wulandari memilih untuk mengundurkan diri dari tugas relawan Makan Bergizi Gratis. Alasannya, karena perpindahan tugas.

Semula, Farid bertugas di bagian pemorsian. Sementara, Wulan bertugas di bagian penyayuran.

"Istri saya dipindahkan ke bagian pemorsian, sementara saya ditempatkan sebagai sekuriti dapur," ungkap Farid, dikutip dari Kompas.com pada Minggu (2/2/2025). 

"Saya harus bekerja sendirian, sementara warung nasi kami tetap buka," lanjut dia.

Farid bercerita, relawan yang bekerja di bagian penyayuran harus memulai tugas mereka sejak pukul 01.00 WIB. 

Pada bagian penyayuran, petugas bekerja memasak sayur dan nasi.

Sementara, relawan di bagian pemorsian mulai bekerja sejak pukul 04.00 WIB, hingga seluruh menu selesai dimasak.

Kendati demikian, bagi Farid dan Wulan, perubahan tugas ini mempengaruhi keseimbangan antara pekerjaan Makan Bergizi Gratis dan usaha warung nasi mereka.

Terlebih, mereka telah mengelola warung nasi itu selama 13 tahun, yang kemudian menjadi alasan utama keduanya memilih mundur.

"Jam kerja di dapur makan bergizi gratis sangat padat, dan kami tidak bisa meninggalkan warung nasi kami begitu saja," kata Farid.

Upah Tak Jelas

Selain itu, alasan lain yang membuat pasutri ini yakin mundur dari relawan Makan Bergizi Gratis adalah ketidakjelasan soal upah yang mereka terima.

Farid mengungkapkan, mereka telah mengikuti pelatihan di Kodim 0827 Sumenep pada September 2024.

Kendati demikian, hingga setelah bekerja, mereka tidak mengetahui kejelasan mengenai jumlah upah atau gaji yang akan diterima.

"Tidak ada sama sekali hitam di atas putih, Mas," jelas Farid.

Farid juga sempat bertanya langsung kepada Kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG), Mohammad Kholilur Rahman, mengenai hal tersebut, namun tidak mendapatkan jawaban yang memadai. 

"Saya cuma tahu kalau gaji relawan malam dan siang berbeda, tapi sampai sekarang saya masih bingung tentang besaran gajinya," tambah Farid.

Tanggapan SPPG Sumenep

Kepala SPPG Sumenep, Mohammad Kholilur Rahman, mengonfirmasi adanya sejumlah relawan yang mundur dengan berbagai alasan, termasuk durasi jam kerja yang dirasa terlalu lama. 

"Data terakhir menunjukkan ada lima relawan yang mengundurkan diri," kata Kholilur Rahman. 

Terkait isu ketidakpastian gaji, Kholilur Rahman menjelaskan bahwa kewenangan terkait hal tersebut sepenuhnya berada di tangan Kodim 0827 Sumenep.

"Proses rekrutmen dilakukan oleh Kodim 0827 Sumenep. Saya hanya diperkenalkan kepada relawan dan menjalani program sesuai dengan arahan Badan Gizi Nasional (BGN)," tutupnya. 

Meski sudah mengundurkan diri, Farid mengaku hingga kini tidak ada klarifikasi lebih lanjut dari pihak SPPG terkait masalah ini. 

Kejadian ini menjadi sorotan terkait dengan transparansi dan komunikasi antara lembaga pelaksana program dan para relawan yang berperan di dapur makan bergizi gratis di Sumenep.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.