Selebriti Ajil Ditto dan Rachel Chia Kolaborasi Bentuk SEKUYA EVOS Racing Team
GH News February 03, 2025 12:06 PM
JAKARTA - Perkembangan Industri Electronic Sport (Esport) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan. Terlebih pemerintah Indonesia sudah mengambil sikap untuk mendukung industri yang terkategori baru itu dengan membentuk Pengurus Besar Esport Indonesia (PBESI) pada tahun 2020 lalu.

Melihat perkembangan pesat tersebut, selebriti Ajil Ditto mengatakan dengan perkembangan dan talenta yang ada di seluruh Indonesia pun ingin PBESI saat ini mulai melakukan upaya mempersiapkan regenerasi atlet. Upaya tersebut diantaranya dengan melakukan pembibitan dari ranah pendidikan sekolah melalui ekstrakurikuler atau ekskul.

Melalui pembibitan dari siswa sekolah, dia berharap upaya ini menjadi solusi tepat untuk mematahkan stigma buruk terhadap Esport. Menurutnya, sebagian orangtua dan guru masih menilai negatif cabang olahraga tersebut karena belum mengetahui secara rinci.

Sebab guru dan orangtua di Indonesia melihat aktivitas Esport hanya sekedar bermain saja dan belum mengetahui jenjang karir yang dapat diraih para atlet jika konsisten berlatih. Jenjang karir yang dapat diraih diantaranya sebagai atlet pro player kelas internasional, konten kreator, YouTuber, hingga digital streamer.

“Semua orangtua tidak tahu Esport bahkan sentimen itu lumayan negatif tapi dengan bantuannya PBESI itu bisa membantu memperkenalkan kalau Esport bukan sekedar main aja tapi mereka bisa berkarir dan menghasilkan pemasukan belum lagi kalo sukses di kancah internasional akan mengharumkan nama bangsa,” jelasnya di sela-sela acara Parade Satu Evos di kawasan Revo Mall Bekasi, akhir pekan lalu.

Aktor kelahiran Medan, 8 November 2001 ini mengungkapkan bahwa industri Esport saat ini di Indonesia maupun internasional juga diakui terus mengalami perkembangan.

“Kami harapkan dari sisi PBESI bisa upgrade terus dan bisa membantu kami dari pembibitan atau regenerasi serta lalu memperkenalkan Esport ke orang yang belum tahu, dan kami support,” tuturnya.

Dia sendiri mengaku termasuk orang yang aktif dan hobby terjun dalam dunia esport dimana di sela-sela kesibukan syuting film dan kegiatan lain dia selalu menyempatkan diri untuk bermain dan kini tergabung dalam tim Evos.

“Dunia esport ini deket banget dan kebetulan masuk tim Evos jadi gue bisa merasa begini toh kehidupan di Evos sering melihat latihan dan gak ada gap dengan player lain dan disela kesibukan sering main bareng dan bagus secara pemasukan dan anak anak ini punya manajemen waktu yang baik,” sebutnya.

Pemilik nama lengkap Muhammad Fazzill Alditto ini berharap agar semua pihak terutama pihak bisa memberikan ruang menghasilkan talenta talenta muda yang berprestasi dalam bidang Esports ini diperlukan sistem pembinaan yang memungkinkan memberikan ruang bagi sumber daya anak muda yang berkualitas dan bisa berprestasi dalam dunia Esports.

Dia menilai Indonesia gak kekurangan talenta resources pemain Esports di berbagai kota di Indonesia yang layak ikut kompetisi nasional maupun internasional namun ada oknum dalam instansi berwenang yang nakal dengan sengaja atau tidak memasukan talent yang tidak kompeten untuk ikut kompetisi baik lokal bahkan mewakli Indonesia di ajang Esports Internasional.

“Kalau boleh jujur ada oknum dalam instansi yang nakal sengaja atau tidak memasukan kalo memang gak kompetitif gak punya kemampuan untuk bersaing di kompetisi ya sudah gak usah dimasukan harus bener diperhatikan semoga gak ada pihak nakal karena membawa atau mewakili Negara,” member grup musik Super7 ini.

Senada dengan Ajil Dito, Brand Ambasador (BA) EVOS, Rachel Chia mengakui bahwa memperkenalkan industri Esport di Indonesia bukan sesuatu yang mudah. Stigma negatif ‘Hanya Bermain Game’ terkait aktivitas industri tersebut juga tidak asing terdengar di kalangan masyarakat.

Namun dia mengaku dengan adanya stigma negatif tersebut bukan justru menjadikan dirinya menyerah akan keadaan, tapi terus berkomitmen melakukan sosialiasi rutin.

“Kayak dari resiko aja kalau itu (Stigma negatif) yang penting kami jalani sesuai koridor, kalau menang kalah lumrah, kalau sentimen negatif yaudah kami terima tapi tetap fokus di koridor (bertugas),” kata Rachel Chia.

Melihat potensi Esports tersebut membuat Sekuya dan EVOS Esports mengumumkan kerjasama tim balap yang dinamakan, SEKUYA EVOS Racing Team. Sekuya, perusahaan gim anime dan hiburan asal Indonesia menjalin kerjasama inovatif dengan organisasi Esports terbesar di Asia Tenggara, dalam menciptakan SEKUYA EVOS Racing Team sebagai Pioner dalam crossover antara Anime, Balap dan Gim.

Tim balap ini akan memulai debut pertamanya di Mandalika di bawah bendera SEKUYA EVOS Racing team dan siap berpartisipasi untuk ajang balap 2025. Sekuya sebelumnya telah merambah dunia balap di tahun 2024 dengan membuat tim balap bernama Sekuya Racing.

Pada tahun 2024, Sekuya Racing Team telah mencatatkan prestasi gemilang dengan memenangkan empat kejuaraan dalam ajang Mandalika Festival Of Speed, dengan pembalap dari Indonesia, Senna Iriawan dan pembalap asal Jepang, Hana Burton.

Keberhasilan ini membuktikan komitmen Sekuya dalam mendukung perkembangan dunia balap di Indonesia. Sebagai salah satu organisasi esports terbesar di Asia Tenggara, EVOS Esports telah memiliki lebih dari 7 juta pengikut di media sosial dan dikenal luas karena kesuksesannya dalam berbagai turnamen kejuaraan Esports.

Dengan perjalanan panjang di dunia Esports, EVOS kini mulai merambah dunia balap dengan membentuk SEKUYA EVOS Racing Team, salah satu tim balap pertama yang dibentuk oleh organisasi Esports di Asia.

Langkah ini membuka peluang baru dalam mengembangkan talenta Esports ke dalam dunia balap yang lebih luas. Harapannya, kolaborasi ini dapat memberikan pengalaman gaming dan balapan yang baru dan seru.

Dimana Indonesia Legend, program yang diinisiasikan bersama Kementerian Ekonomi dan Kreatif Indonesia yang akan menjadi penghubung dunia gaming dan racing dengan membuat program pencarian bakat pembalap melalui balapan simulator.

Hartman Harris, CEO ATTN mengungkapkan EVOS sebagai bagian dari ekosistem ATTN sangat antusias dengan kolaborasi ini bersama Sekuya, karena ini menjadi langkah baru untuk menjelajahi dunia racing sport. Alhasil, dengan terbentuknya SEKUYA EVOS Racing Team, kami ingin menghadirkan pengalaman unik yang menggabungkan dunia gaming, esports, dan balapan.

“Ini bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang membangun ekosistem baru yang menghubungkan talenta berbakat dari esports ke racing sport. Kami percaya kolaborasi ini akan menciptakan peluang luar biasa untuk Indonesia menjadi pusat inovasi di kedua bidang ini.”katanya.

Joshua Budiman, CEO Sekuya, menambahkan bahwa pihaknya sangat antusias dengan SEKUYA EVOS Racing Team, karena SEKUYA EVOS Racing Team adalah pionir dalam menggabungkan dunia anime, balap, dan e-sports di Indonesia. Tim balap kami akan mulai debut di Mandalika di tahun 2025 ini.

Harapannya, kolaborasi ini akan membuka peluang besar untuk mengembangkan dan mendukung talenta muda Indonesia agar bisa lebih mendunia.

Dengan hadirnya SEKUYA EVOS Racing Team, Sekuya dan EVOS berkomitmen untuk membawa semangat kolaborasi yang lebih besar di dunia Esports, gim, dan balap. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan dan perkembangan talenta muda di Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi pembalap Indonesia ke kejuaraan internasional.

Sejak diterbitkannya pengumuman kolaborasi ini pada 18 Januari 2025, komunitas merespon positif dengan memberikan dukungan mereka di laman media sosial SEKUYAEVOS Racing team dengan tayangan lebih dari 500.000.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.