Simak ulasan berikut ini terkait korelasi penderita hipertensi dengan tingkat kemarahannya berdasarkan ulasan medis.
Kemarahan sebenarnya bisa menjadi sebuah bentuk emosi yang positif dan bermanfaat, jika diungkapkan dengan tepat.
Saat hormon-hormon ini meningkat, maka otak mengalirkan darah dari usus ke otot, sebagai persiapan untuk aktivitas fisik.
Hasilnya, denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan meningkat, hingga suhu tubuh naik dan kulit berkeringat.
Kondisi ini tidak baik untuk tubuh jika diteruskan, karena dapat memicu perubahan metabolisme dan kerusakan pada banyak sistem tubuh yang berbeda.
Sebagai tambahan informasi, mudah marah juga bisa berkaitan dengan jenis penyakit lainnya yang tidak terkontrol, tidak hanya terkait tekanan darah tinggi, tetapi juga:
- Sakit kepala
- Gangguan pencernaan
- Insomnia
- Peningkatan kecemasan
- Depresi
- Masalah kulit, seperti eksim
- Serangan jantung
- Stroke
Untuk mengendalikan kemarahan seseorang, bisa dimulai dengan olahraga teratur hingga mempelajari teknik relaksasi dan konseling.
- Menerapkan gaya hidup sehat (olahraga, tidur teratur, perbanyak konsumsi buah dan sayur)
- Rajin mengontrol tekanan darah
- Patuh konsumsi obat, jika ada yang sudah diresepkan dokter
Sebaliknya, jika tidak terkontrol, penderita hipertensi mudah marah dan memicu terjadinya komplikasi lain, seperti serangan jantung dan stroke, hingga mengancam keselamatan jiwa.