Anggota Komisi X DPR RI, Mercy Barends, menanggapi Anggaran Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) yang mengalami efisiensi sebesar 58 persen sesuai Instruksi Presiden (INPRES) No. 01 Tahun 2025.
Menurut dia, kebijakan itu bisa meruntuhkan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia.
"Hati gelisah selama mengikuti rapat. Secara tegas saya sampaikan anggaran yang tersisa mencerminkan sikap pemerintah terhadap kebudayaan dan peradaban bangsa. Kalau dipotong terus menerus Indonesia akan tiba pada keruntuhan kebudayaan dan peradaban bangsa," kata Mercy dalam keterangan yang diterima, Kamis (6/2/2025).
Esensi kebudayaan dijelaskan Mercy adalah ''Culture as a bridge for peace, development and walfare'' (kebudayaan adalah jembatan perdamaian, pembangunan dan kesejahteraan).
"Sementara banyak masyarakat adat terpinggirkan karena programprogram pembangunan ekstraksi seperti tambang, minyak dan gas, industri lainnya," urai Mercy.
Ditambahkan Legislator dari Dapil Maluku tersebut, berbagai persoalan muncul dengan adanya permasalahan tersebut seperti lingkungan rusak, kemiskinan esktrim, konflik sosial dengan pendatang yang mencari kerja, dan sebagai berikut.
"Proses akulturasi dan revitalisasi budaya perlu mendapat perhatian serius," tambah Mercy.
Mercy menambahkan programprogram yang berkaitan dengan urusan kebudayaan jangan direduksi hanya sekadar urusan selebrasi dan distribusi perlengkapan seni budaya semata.
"Masyarakat hukum adat kita harus diberdayakan dan dilindungi, mendapat akses yang setara dalam berbagai bidang kehidupan. Urusan kebudayaan substansinya adalah menempatkan masyarakat sebagai sentral pembangunan, dengan menjaga dan melestarikan keberagaman adat budaya sebagai kekuatan dan identitas bangsa," tandas Legislator PDIP itu.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memangkas anggaran beberapa kementerian dan lembaga melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 sebagai upaya efisiensi APBN.
Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI menjadi salah satu lembaga eksekutif yang turut dipangkas anggarannya.
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, membenarkan anggaran di kementeriannya telah dipangkas sekitar Rp 1 triliun.
Kini Kemenbud hanya memiliki anggaran Rp 1,3 triliun dari anggaran sebelumnya mencapai Rp 2,3 triliun.
"Kami akan menyesuaikan, tentu ini menjadi tantangan bagi kami untuk melakukan efisiensi," ujarnya, saat ditemui seusai peresmian ruang pamer Museum Muhammadiyah, Senin (3/2/2025).
Fadli Zon menyampaikan saat ini sedang berproses penyesuaian anggaran yang nantinya akan dialokasikan ke beberapa program kerja.
Menurutnya Kemenbud dituntut tetap memprioritaskan penyelenggaraan program yang memiliki dampak positif tinggi namun minim biaya.
"Kami harus mencari mana sifatnya wajib dari manajemen terutama kami ingin memang kegiatan itu bisa terselenggara efisien atau low budget tapi high impact," terang dia.
Sejumlah inovasi penyelenggaraan kegiatan berkaitan peningkatan kebudayaan wajib dilakukan Kementerian Kebudayaan namun dengan dana minim.