Nextren.com -Fotografi bukan sekadar tentang mengabadikan momen, tetapi juga tentang bercerita, menginspirasi, dan menghubungkan manusia dengan dunia di sekitarnya.
Dalam ajang bergengsiSony World Photography Awards 2025, Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan melalui karyaSim Jhones Gozali, fotografer asal Indonesia yang berhasil memenangkanPenghargaan Nasionaluntuk kategoriLandscape.
Fotonya yang memukau tentang Gunung Merapi tidak hanya menampilkan keindahan alam Indonesia, tetapi juga mengingatkan kita akan kekuatan dan keagungan alam yang tak terbantahkan.
Kompetisi ini, yang diikuti oleh lebih dari 419.000 foto dari 200 negara dan wilayah, merupakan salah satu ajang fotografi terbesar di dunia.
Kemenangan Gozali bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga bukti bahwa Indonesia memiliki talenta fotografi yang mampu bersaing di tingkat global.
Sim Jhones Gozali, seorang fotografer amatir yang berdomisili di Indonesia, berhasil menarik perhatian juri dengan fotonya yang menggambarkan Gunung Merapi, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.
Foto tersebut, yang diambil dalam kategoriLandscapepada kompetisi Terbuka (Open competition), menampilkan aliran lava yang masih aktif, menciptakan kontras dramatis antara keindahan dan kekuatan alam.
Dalam wawancara eksklusif denganWorld Photography Organisation, Gozali mengungkapkan, "Saya ingin menangkap momen di mana alam menunjukkan kekuatannya, tetapi juga keindahannya yang memesona. Gunung Merapi adalah simbol yang sempurna untuk itu."
Karyanya tidak hanya memukau juri, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk melihat alam Indonesia dengan sudut pandang yang berbeda.
ProgramPenghargaan Nasional & Regionalyang diinisiasi oleh Sony dan Creo, di bawah naungan World Photography Organisation, bertujuan untuk mendukung dan mempromosikan talenta fotografi lokal di seluruh dunia.
Tahun ini, 56 negara berpartisipasi dalam program ini, dengan masing-masing negara memiliki pemenang nasionalnya sendiri.
MenurutMike Trow, Ketua Juri Sony World Photography Awards, "Program ini adalah cara kami untuk memberikan pengakuan kepada fotografer lokal yang mungkin tidak memiliki platform internasional, tetapi memiliki bakat yang luar biasa. Karya-karya seperti milik Sim Jhones Gozali menunjukkan bahwa keindahan dan cerita lokal memiliki daya tarik universal."
Selain Gozali, kompetisi ini juga mengumumkan pemenang dari berbagai negara dan wilayah, termasukHao Guodari China (Pemenang Utama),Timo Zilzdari Jerman, danLucero Mora Ardiladari Meksiko.
Setiap pemenang membawa cerita unik dari tanah air mereka, mulai dari lanskap alam yang memukau hingga potret kehidupan sehari-hari yang penuh makna.
Di kawasan Asia Tenggara, selain Indonesia, fotografer dari Malaysia, Filipina, dan Thailand juga meraih penghargaan.
Ini menunjukkan bahwa Asia Tenggara semakin menjadi pusat perhatian dalam dunia fotografi internasional.
Sebagai bagian dari penghargaan, karya Gozali dan pemenang lainnya akan dipamerkan diSomerset House, London, dari17 April hingga 5 Mei 2025.
Pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga kesempatan bagi publik untuk melihat dunia melalui lensa para fotografer terbaik.
Selain itu, karya-karya pemenang akan diterbitkan dalam buku resmi Sony World Photography Awards 2025, yang akan menjadi koleksi berharga bagi pecinta fotografi di seluruh dunia.
Kemenangan Sim Jhones Gozali bukan sekadar prestasi individu, tetapi juga mencerminkan potensi besar Indonesia di bidang seni visual.
Fotografi, sebagai medium yang universal, memiliki kekuatan untuk mempromosikan budaya, alam, dan cerita lokal ke kancah global.
MenurutDr. Amelia Kartika, pakar seni visual dari Universitas Indonesia, "Karya Gozali mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Prestasi ini seharusnya menjadi motivasi bagi fotografer muda Indonesia untuk terus berkarya dan menunjukkan identitas kita kepada dunia.
Kemenangan Sim Jhones Gozali di Sony World Photography Awards 2025 adalah bukti bahwa talenta Indonesia tidak kalah bersaing di tingkat global.
Namun, ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mendukung dan mempromosikan seni visual sebagai bagian dari identitas bangsa.