BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kondisi banjir yang melanda Desa Gudang Tengah, Kecamatan Sungai, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menunjukkan tanda-tanda membaik.
Pantauan Banjarmasinpost.co.id pada Kamis (6/2/2025) pagi, permukaan air perlahan mulai surut setelah cuaca cerah melanda wilayah tersebut selama empat hari terakhir.
Meski demikian, genangan air masih terlihat di beberapa titik, terutama di ruas Jalan Martapura Lama yang hingga kini masih terendam.
Hal ini menyebabkan arus lalu lintas di jalur tersebut terganggu, dan pengendara diimbau untuk tetap berhati-hati saat melintas.
Menurut keterangan warga setempat, penurunan debit air cukup signifikan dibandingkan hari-hari sebelumnya.
"Air sudah mulai surut, tapi di beberapa jalan masih tergenang. Kami berharap cuaca cerah terus berlanjut agar banjir cepat surut sepenuhnya," ujar Mukti, salah satu warga Desa Gudang Tengah.
Penurunan debit air juga terjadi di Jalan Tembikar Kanan, Kecamatan Kertak Hanyar, Banjar.
Fadli, warga setempat, mengatakan, banjir sudah mengalami penurunan. Meski sebagian titik masih ada yang terendam.
"Semoga tidak ada lagi banjir susulan, karena kami susah beraktivitas," katanya.
Pemerintah setempat bersama tim relawan masih bersiaga untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat kondisi cuaca yang masih bisa berubah sewaktu-waktu.
Berdasarkan data terakhir BPBD Kalsel pada Rabu (5/2/2025), banjir tersisa merendam dua kabupaten yakni Banjar dan Tanahlaut.
Di Banjar, tercatat masih ada enam kecamatan dan 103 desa yang terendam. Total, sebanyak 25.632 unit rumah, 29.615 Kepala Keluarga dan 86.857 jiwa terdampak.
Sedangkan di Tanahlaut, banjir masih merendam enam kecamatan dan 30 desa, dengan jumlah 6.038 unit rumah, 6.813 Kepala Keluarga dan 19.699 jiwa yang terdampak.
Sementara, curah hujan mengalami penurunan. Meski masih musim hujan, cuaca di Kalimantan Selatan pada empat hari terakhir cukup cerah, bahkan sebagian wilayah terasa lebih panas.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomenda tersebut akibat dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor, Adhitya Prakoso mengungkapkan, kondisi ini disebabkan oleh adanya dua pusat tekanan rendah di Samudra Hindia yang menarik massa udara basah ke arah sana.
“Akibatnya, wilayah seperti Kalimantan Selatan mengalami defisit massa udara basah, sehingga kurang mendukung terbentuknya awan-awan hujan,” jelas Adhitya, Rabu (5/2/2025).
Meski demikian, Adhitya memastikan kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
Seiring dengan pergerakan pusat tekanan rendah yang semakin menjauh dari wilayah Indonesia dan melemahnya intensitasnya, potensi hujan kembali muncul.
“Dalam beberapa hari ke depan, Kalimantan Selatan berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, terutama pada dini hari di wilayah barat, selatan, dan utara,” tambahnya.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan atau di daerah rawan genangan. (msr)