Tan Aris Nio: Perempuan Tionghoa yang Dinilai Layak Jadi Pahlawan Kuliner Jogja
Pandangan Jogja February 07, 2025 10:02 AM
Setelah semua usahanya bangkrut, Tan Aris Nio hanya memiliki satu perhiasan terakhir peninggalan suaminya. Ia bimbang, akan memakai emas terakhir itu untuk biaya hidup 7 anaknya, atau untuk modal usaha dengan risiko bangkrut lagi.
Tan memilih pilihan kedua dengan semua risikonya. Ia menjual semua emas terakhirnya untuk modal usaha bakpia, makanan yang berasal dari kebudayaan Tionghoa.
“Ketimbang menjual emas untuk kebutuhan keluarga akan habis sekitar 3 bulanan, tetapi dengan ikhtiar usaha membangun usaha bakpia ada harapan untuk memanjangkan hidupnya,” kata Peneliti BRIN yang juga penulis buku ‘Babahe & Bakpia Pathok 25: Pelipur Bara Keistimewaan Jogja’, Muhammad Alie Humaedi.
Tan belajar dari bisnis-bisnis sebelumnya yang bangkrut, seperti bisnis bakso dan bakmi. Banyak yang menuduhnya memakai bahan baku babi yang tidak halal, sehingga membuat dagangannya tak laku.
Proses pembuatan Bakpia Pathok 25. Foto: Bakpia Pathok 25
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan Bakpia Pathok 25. Foto: Bakpia Pathok 25
Di bakpia ini, Tan memilih tidak membuat bakpia versi asli yang sudah ada sebelumnya, yakni bakpia dengan isian daging yang tidak halal. Sekitar tahun 1980-an, Tan Aris Nio mulai membuat bakpia dengan isian kacang hijau dalam skala kecil.
“Saat dibagi-bagikan kepada tetangga sekitar, ternyata orang-orang cocok dengan rasa dari bakpia kacang hijau yang dibuat Ibu Tan Aris Nio,” ujarnya.
Tak hanya mengubah semua bahan baku dengan yang halal, Tan Aris Nio juga memberikan dua stempel halal pada kemasan bakpianya untuk meyakinkan pembeli bahwa bakpia yang ia jual benar-benar halal. Tak cukup dengan 2 stempel halal, ia juga menuliskan alamat toko bakpianya ‘di Depan Masjid’.
“Ini untuk menegaskan, bahwa tidaklah mungkin Ibu Tan Aris Nio menjual barang atau makanan yang tidak halal kalau tokonya ada di depan masjid,” kata Alie.
Bakpia yang ia buat itu, bakpia pertama dengan isian kacang hijau, adalah cikal bakal dari Bakpia Pathok 25, salah satu merek bakpia terbesar di Jogja saat ini.
Dari Bakpia 38 ke Bakpia 25