Kiprah Ustadz H Marliansyah Jidin di Baznas Tanahlaut, Angkat Mustahik Jadi Muzakki
Mariana February 07, 2025 07:40 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Guru Iyan, demikian Ustadz H Marliansyah Jidin biasa disapa. Nama dan figurnya tak asing lagi bagi warga Kabupaten Tanahlaut, Kalsel, terutama di Kota Pelaihari dan sekitarnya.

Hal ini tak lepas dari kiprahnya di dunia pondok pesantren di daerah agraris ini. Sejak lebih 20 tahun silam, pria murah senyum ini menjadi seorang pendidik (guru agama) yang mengajar di sejumlah tempat.

Bahkan, sejak beberapa tahun terakhir, kiprah Guru Iyan kian meluas setelah mendapat amanah menakhodai Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tanahlaut hingga sekarang. Ia juga baru mendapat kepercayaan memimpin Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Tala periode 2024-2029 sebagai ketua tanfidziyah.

Beragam program pun ia lakukan untuk mengoptimalkan eksistensi badan yang bergerak di bidang penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan sedekah tersebut.

Cukup banyak mustahik atau orang/pihak yang berhak menerima zakat yang telah disentuh (diayomi) melalui berbagai program bantuan maupun pembinaan ekonomi produktif.

Bagaimana strateginya dalam mengemban dan menunaikan misi mulia tersebut? Berikut ini wawancaranya dengan Serambi Ummah.

Anda berlatar belakang dari pondok pesantren?

Ya, benar. Saya mengenyam pendidikan agama di Pondok Pesantren Darussalam di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel. Alhamdulilah pendidikan lancar dan saya lulus tahun 1997.

Setelah lulus kemana dan apa yang dilakukan?

Saya pulang kampung ke Kota Pelaihari Tanahlaut untuk mengabdikan diri sebagai pendidik, dalam hal ini guru agama. Dengan bekal ilmu agama yang saya dapatkan di Ponpes Darussalam, saya kemudian mengajar di Ponpes Al-Mubarak di Kelurahan Saranghalang, Kota Pelaihari.

Sampai sekarang, saya masih mengajar di Al-Mubarak. Selain itu, dipercaya memimpin yayasan pondok pesantren tertua di Kecamatan Pelaihari ini. Pondok ini didirikan 1996 dan saat itu adalah satu-satunya di Kota Pelaihari, kalau sekarang sudah cukup banyak yang ada di kota ini.

Jadi, fokus mengajar santri?

Bisa dikatakan demikian. Tapi, saya juga tetap terus sambil belajar, memperdalam ilmu agama. Saya rutin ikut pengajian di Sekumpul, Martapura, yakni tiap Kamis malam dan Minggu sore atau malam.

Kebetulan saat itu, masih ada kontrakan saya di Martapura sehingga bisa ikut pengajian secara rutin tiap pekan. Jadi, saya mengajar di pondok Senin hingga Kamis. Keduanya bisa sama-sama jalan.

Bagaimana awalnya bergabung di Baznas Tanahlaut?

Kebetulan saya memang suka berkecimpung di bidang sosial dan kemanusiaan, selain bidang pendidikan. Kebetulan saat itu Baznas Tanahlaut dibentuk 2016, saya juga mendapat kepercayaan untuk menjabat wakil ketua mendampingi Pak Wahyu Rahmadi sebagai ketua.

Intinya, saya ingin dapat ruang dan kesempatan yang lebih luas lagi untuk turut berbuat dan memberi manfaat bagi masyarakat Tanahlaut dan untuk kemajuan daerah.

Di Baznas, saya berinteraksi dengan para mustahik atau orang-orang yang berhak menerima zakat. Juga berinteraksi dengan muzakki atau orang-orang yang berzakat atau memberi zakat. Jadi, saya bisa turut menjadi penghubung melalui penghimpunan zakat dan menyalurkannya kepada yang berhak.

Berikutnya saya malah dipercaya menjabat ketua Baznas Tala sejak 2021 lalu hingga 2026 nanti. Kepercayaan ini menjadi tantangan bagi saya untuk dapat lebih memperluas peran Baznas di daerah ini agar dapat membantu masyarakat lebih banyak lagi.

Impian saya, impian kami yakni terus berupaya mendorong pada mustahik untuk bertumbuh kembang secara ekonomi dan selanjutnya nanti mereka dapa menjadi muzakki. Dari semula menjadi penerima zakat, maka selanjutnya menjadi pemberi zakat atau yang semula tangan di bawah menjadi tangan di atas.

Apa program unggulan yang dijalankan?

Ada lima program yaitu bidang pendidikan (Tala Cerdas) seperti pemberian beasiswa dan bantuan perlengkapan belajar. Bidang ekonomi seperti bantuan modal usaha hingga perlengkapan berusaha.

Lalu, bidang kesehatan seperti bantuan biaya pendamping berobat dan transportasinya hingga bantuan perbaikan ambulans. Kemudian bidang kemanusiaan (Tala Peduli) seperti bantuan perbaikan rumah, bantuan pada korban terdampak bencana alam seperti banjir yang saat ini terjadi di Tanahlaut.

Bagaimana potensi zakat di Tala?

Cukup besar, luar biasa potensinya, sekitar Rp 350 miliar. Kami ingin masyarakat Tala terutama muslim dapat terbantu secara maksimal melalui pengelolaan zakat secara maksimal dan benar menurut syariat dan secara regulasi.

Pada tahun 2022 zakat yang terhimpun baru sebesar Rp 3,9 miliar dari 229 muzakki dengan penyaluran Rp 3,4 miliar untuk 431 orang penerima manfaat.

Figur Diterima Semua Kalangan

Kehadiran Ustadz H Marliansyah Jidin atau Guru Iyan di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tanahlaut dinilai banyak pihak sangat tepat.

Sebab, guru agama tersebut dikenal memiliki kepekaan sosial cukup tinggi. Selain itu, memiliki relasi yang luas serta figur yang mudah diterima semua kalangan atau elemen masyarakat.

Hal itu diyakini akan memudahkan Baznas Tanahlaut dalam upaya menghimpun zakat dari masyarakat (muslim) secara lebih optimal lagi dan menyalurkannya secara lebih luas pula kepada para mustahik.

“Beliau itu kalau sudah menyangkut kemanusiaan, sangat tanggap dan selalu gerak cepat untuk membantu,” ucap Drs H Jamaluddin, ketua Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tanahlaut, Rabu (5/2).

Kalau pun misal dana yang ada pada Baznas belum dapat langsung dicairkan, maka Guru Iyan akan bergerak mencari dana talangan. Hal seperti ini selalu dilakukan manakala bantuan memang harus sesegeranya disalurkan, misal membantu masyarakat yang tertimpa musibah atau terdampak bencana.

Jamaluddin yang juga menjadi pengurus Baznas Tanahlaut menyaksikan langsung betapa besarnya kepedulian Guru Iyan terhadap sesama. Contohnya pada bencana banjir yang melanda beberapa desa di tiga kecamatan di Tala saat ini (Batibati, Kurau, Bumimakmur), juga langsung turun ke lokasi.

Selain memiliki kepedulian tinggi terhadap kemanusiaan, dikatakannya, Guru Iyan juga sosok yang disiplin dan rajin bekerja. Di sela aktivitas mengajar sebagai guru agama di beberapa pondok pesantren di Kota Pelaihari, juga tetap mampu mengurus Baznas Tanahlaut secara baik. (roy)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.