Gedung Putih: Trump Anggap Relokasi Warga Gaza Lebih Megah dan Aman
Wahyu Gilang Putranto February 13, 2025 05:39 PM

TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump menganggap pemindahan warga Gaza dari Palestina ke daerah lain akan lebih aman dan megah.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt pada hari Rabu (12/2/2025).

Dalam pernyataan tersebut, Leavitt juga menjelaskan hasil pertemuan dari Trump dan Raja Yordania Abdullah II.

Leavitt mengatakan bahwa pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih pada hari Selasa (11/2/2025), membahas Gaza dan masa depannya.

Menurut Leavitt, dalam pertemuan tersebut, Raja Abdullah II lebih memilih agar warga Palestina tetap tinggal di Gaza dengan tanah tambahan yang dapat digunakan untuk pembangunan baru. 

Namun, Trump memiliki pandangan yang berbeda. 

Menurutnya, transfer warga Palestina ke daerah yang lebih aman akan memberikan keuntungan yang lebih besar dan lebih megah.

"Raja lebih suka jika warga Palestina tetap tinggal di tempat itu dengan tanah tambahan yang akan digunakan untuk pembangunan baru, yang akan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata Leavitt, dikutip dari Anadolu Anjansi.

"Namun presiden merasa akan jauh lebih baik dan lebih megah jika warga Palestina ini dapat dipindahkan ke daerah yang lebih aman," tambahnya.

Meskipun demikian, Leavitt tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai wilayah yang dianggap "lebih aman" oleh Trump bagi warga Palestina. 

Hal ini meninggalkan banyak pertanyaan tentang solusi yang diajukan oleh Presiden AS dalam permasalahan yang sudah berlangsung lama ini.

Trump, yang dikenal dengan latar belakangnya dalam bidang real estat, menyebutkan bahwa ia yakin Gaza dapat diubah menjadi "Riviera Timur Tengah" yang penuh kemakmuran dan peluang kerja.

Namun, usulan Trump mengenai transfer paksa warga Palestina ini mendapatkan penolakan tegas dari Palestina dan banyak negara Arab dan Muslim lainnya.

Apalagi setelah bertemu dengan Trump, Raja Abdullah II kembali menegaskan posisi tegas Yordania yang menentang pemindahan warga Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat.

"Saya menekankan penolakan tegas saya terhadap pemindahan warga Palestina dari Gaza," ujar Raja Abdullah, dikutip dari Al-Arabiya.

Pernyataan ini dikatakan oleh Raja Yordania II setelah  melakukan pertemuan penting dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025).

Raja Abdullah juga menambahkan bahwa prioritas utama harus difokuskan pada pembangunan kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya.

"Prioritas semua orang seharusnya adalah membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya," tambahnya.

Ia menegaskan bahwa sikap ini sesuai dengan posisi bersatu dunia Arab. 

Ini adalah posisi Arab yang bersatu,” kata Abdullah II.

Usulan transfer ini muncul di tengah gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari 2025.

Usulan Trump ini membuat situasi semakin kompleks.

Rencana ini juga dinilai akan memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah dilanda konflik.

Warga Palestina dan masyarakat internasional pun terus memberikan solusi terbaik untuk mencapai perdamaian yang adil di kawasan Timur Tengah.

(Farrah)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.