TRIBUNJATIM.COM - Permintaan maaf disampaikan oleh SMAN 6 Depok.
Hal tersebut terkait tetap diadakannya study tour.
SMAN 6 Depok meminta maaf jika salah dalam menyimpulkan imbauan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait study tour yang berujung kepada pencopotan kepala sekolah berinisial SF dari jabatannya.
“Sekaligus pada kesempatan ini kepada Pak Gubernur Jawa Barat, kalau memang kami dianggap salah menyalahi aturan, kami sekali lagi mohon maaf dan mohon arahan serta bimbingan Bapak,” ucap Humas SMAN 6 Depok Syahri Ramadhan saat ditemui Kompas.com, Jumat (21/2/2025).
Syahri menyampaikan, imbauan Dedi agar SMAN 6 Depok meniadakan study tour yang diunggah dalam video beberapa waktu lalu tidak menyiratkan adanya tuntutan harus dipatuhi.
“Karena pada saat itu, kami menginterpretasikan kata-kata himbauan adalah sebagai bukan larangan,” ungkap Syahri.
Syahri berujar, pihak SMAN 6 Depok sudah menggelar rapat darurat usai Dedi memberi imbauan untuk meniadakan study tour pada Minggu (16/2/2025) atau sehari sebelum study tour dilaksanakan.
Namun, hasil dari rapat darurat itu memastikan 347 siswa SMAN 6 Depok tetap berangkat study tour.
Sebab, pembayaran travel yang sudah lunas hanya akan dikembalikan sebesar 25 persen jika study tour dibatalkan dalam kurun waktu satu hari sebelum pelaksanaan.
Nominal pengembalian uang pembayaran travel dinilai terlalu kecil sehingga SMAN 6 Depok tetap melanjutkan study tour.
“Itu kan berpotensi menjadi polemik. Pasti orangtua murid yang sudah bayar, ‘kok kita enggak jadi tapi dikembalikan uangnya segini’, jadi itulah pertimbangannya,” terang Syahri.
Oleh karena itu, Syahri menegaskan, pihaknya tidak bermaksud melawan atau keras kepala atas arahan dari Dedi Mulyadi selaku pimpinan Jawa Barat.
“Artinya, katakanlah kami telah salah menaksirkan itu, kami tidak keras kepala untuk bertahan bahwa kita membenarkan diri, tidak seperti itu,” lanjut Syahri.
Sebelumnya diberitakan, Dedi Mulyadi mengaku telah mencopot kepala sekolah SMAN 6 Depok berinisial S yang tetap memberangkatkan siswanya pergi study tour.
Penonaktifan Kepsek SMAN 6 Depok ini diteken Dedi pada hari pertamanya bekerja sebagai Gubernur Jawa Barat di Istana Negara.
“Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya bepergian ke luar provinsi,” terang Dedi di Istana, Kamis.
Dedi menjelaskan, hal tersebut akan menjadi hal yang pihaknya benahi. Dia juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa apakah pihak SMAN 6 Depok melakukan pungutan terhadap siswa untuk study tour atau tidak.
Ada pun sebanyak 347 siswa kelas XI SMAN 6 Depok tetap menggelar kunjungan objek belajar (KOB) atau study tour ke Surabaya, Malang, dan Bali meski sempat dilarang Dedi Mulyadi.
Besaran biaya yang dibebankan kepada setiap siswa adalah Rp 3,8 juta dan dengan menerapkan sistem subsidi silang.
Study tour tersebut berlangsung selama delapan hari, dimulai pada Senin (17/2/2025) hingga Senin (24/2/2025), dengan tujuan mengunjungi empat perguruan tinggi negeri (PTNg dan melakukan observasi budaya di Kungkut, Batu, Malang.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengimbau agar rencana kegiatan study tour SMAN 6 ditiadakan. Pasalnya, Dedi mendengar kelihan wali murid yang keberatan dengan biaya study dinilai terlalu besar.
“Saya meminta kepada kepala sekolah SMAN 6 Depok, enggak usah deh study tour-nya,” ucap Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).
Dedi menyebutkan, biaya study tour yang ditetapkan sekolah sekitar Rp 3,5 juta. Jika ditambah uang jajan, orangtua siswa harus merogoh kocek sebesar Rp 5,5 juta.