TRIBUNNEWS.COM - Rosan Roeslani kini merangkap jabatan di Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Selain menjadi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan kini juga menjadi CEO Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Hasan menyebut Rosan bakal dibantu oleh Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria sebagai pimpinan di Holding Operasional dan pengusaha sekaligus keponakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir.
"Nanti Danantara akan dipimpin oleh Bapak Rosan Roeslani. Nanti akan dibantu oleh Bapak Pandu Sjahrir dan Bapak Dony Oskaria," katanya.
Lalu seperti apa profil dari Rosan Roeslani? Berikut ulasannya.
Profil Rosan Roeslani
Rosan Perkasa Roeslani merupakan pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1968 atau kini berusia 56 tahun.
Dia merupakan lulusan bidang administrasi bisnis di Oklahoma State University, Amerika Serikat (AS) pada tahun 1993.
Lalu, dia mengambil studi magisternya di Antwerpen European University di Belgia tiga tahun berselang.
Rosan memang sudah dikenal sebagai pengusaha di Indonesia meski dirinya memulai karier di bidang keuangan.
Dikutip dari Kompas.com, Rosan lantas merintis usahanya bersama sejumlah sahabat pada 1997. Adapun salah satu sahabatnya adalah mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Saat itu, mereka merintis usaha di bidang keuangan dengan mendirikan PT Republik Indonesia Funding atau Finance Indonesia.
Bisnis tersebut pun semakin berkembang dan melebarkan sayapnya ke berbagai lini dari sektor pertambangan, infrastruktur, properti, hingga media massa pada tahun 2002.
Rosan pun dikenal aktif di organisasi pengusaha Indonesia. Contohnya dia pernah menjabat sebagai penasihat keuangan di Asosiasi Koperasi Batik Indonesia pada tahun 1997-2002.
Lalu, dia juga sempat menjadi Wakil Bendahara Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada tahun 2005-2008.
Bahkan, Rosan juga sempat memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia selama enam tahun dari 2015-2021.
Kemudian, dia sempat mencalonkan diri lagi menjadi Ketua Kadin tetapi harus kalah dari Arsjad Rajid pada tahun 2021.
Setelah tidak lagi menjadi orang nomor satu di Kadin, Rosan justru dilantik sebagai Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk AS di tahun yang sama.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Rosan juga berkecimpung di dunia politik. Hal itu terlihat ketika dirinya sempat masuk dalam jajaran relawan dari Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019.
Saat itu, Rosan menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kendati demikian, jabatannya tersebut sempat menimbulkan polemik karena dirinya masih menjadi Ketua Kadin ketika itu.
Kedekatannya dengan Jokowi pun mengantarkannya masuk di jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Rosan langsung dipercaya sebagai Wamen BUMN menggantikan posisi Pahala Nugraha Mansury. Setelah Jokowi, Rosan kembali tercatat di jajaran tim pemenangan di Pilpres 2024.
Bahkan dia menjabat sebagai Ketua TKN Prabowo-Gibran dan membuatnya terpaksa harus mundur sebagai Wamen BUMN.
Hanya saja, setelah Prabowo-Gibran dinyatakan menang di Pilpres 2024, Rosan kembali di kabinet Jokowi.
Namun, dia tidak lagi menjabat sebagai Wamen BUMN tetapi menjadi Menteri Investasi menggantikan Bahlil Lahadalia yang digeser menjadi Menteri ESDM.
Adapun Rosan dilantik menjelang lengsernya Jokowi yaitu pada 19 Agustus 2024 lalu.
Harta Rosan Tembus Rp864 M
Rosan memiliki total harta sebesar Rp864 miliar berdasarkan LHKPN miliknya yang dilaporkan pada 28 November 2024 lalu.
Adapun mayoritas sumber kekayaannya berasal dari 26 unit tanah dan bangunan yang tersebar di Sumbawa, Lombok Barat, hingga Jakarta Utara dengan total sebesar Rp511 miliar.
Kendati memiliki banyak tanah, Roslan tercatat hanya memiliki tiga kendaraan yaitu dua mobil bermerek Volkswagen dan Lexus serta sepeda motor Piagio dengan total nilai Rp1,8 miliar.
Rosan juga tercatat memiliki beberapa aset lainnya seperti harta bergerak lainnya sebesar Rp20,3 miliar, surat berharga Rp15,7 miliar, kas dan setara kas Rp61,7 miliar, serta harta lainnya yang mencapai Rp253 miliar.
(Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Novianti Setuningsih)