LPSK Terbuka Bila Band Sukatani Minta Bantuan Perlindungan
kumparanNEWS February 24, 2025 08:00 PM
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LSPK) terbuka apabila anggota Band Sukatani mengajukan permintaan perlindungan atas tekanan mental yang didapatkan dari lagu ‘Bayar, Bayar, Bayar’.
Band Sukatani kembali manggung di Gedung Korpri Slawi, Kabupaten Tegal, Minggu (23/2/2025). Namun lagu 'Bayar, Bayar, Bayar' tidak dimainkan, personelnya bilang belum siap dan masih recovery.
Lagu ‘Bayar, Bayar, Bayar’ ini sempat viral setelah digunakan dalam aksi unjuk rasa #IndonesiaGelap di sejumlah daerah. Dua personel Band Sukatani membuka identitas anonimitas yang selama ini menjadi ciri khas serta meminta maaf atas karyanya yang mengkritik polisi.
“Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, LPSK akan menerima semua permohonan yang dimintakan,” kata Wakil Ketua LPSK Sri Nurherwati kepada Kumparan, Senin (24/2).
“Dan melakukan penelaahan termasuk meminta keterangan berbagai pihak berkaitan dengan perkara, tingkat ancaman dan proses peradilan pidananya untuk mengambil putusan diterima atau tidaknya permohonan,” tambahnya.
Namun Sri melanjutkan, saat ini LPSK belum menerima surat permohonan perlindungan dari anggota Band Sukatani.
“Belum ada [surat permohonan],” ucapnya.
Perbesar
Vokalis Sukatani band Novi Chitra Indriyati menyanyikan lagu hitnya saat tampil pada konser Crowd Noise di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (23/2/2025) malam. Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
Perbesar
Gitaris dan electroguy Sukatani band Muhammad Syifa Al Lufti (kanan) dan vokalis Novi Chitra Indriyati (kiri) memainkan lagu saat konser Crowd Noise di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (23/2/2025) malam. Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
Sebelumnya, Kapolri Listyo Sigit Prabowo membantah bahwa adanya sikap antrikritik dari Polri.
Dia mengakui, tidak mempermasalahkan lagu tersebut. Sebab kritikan masyarakat merupakan masukan untuk evaluasi Polri ke depan.
"Tidak ada masalah. Mungkin ada mis namun sudah diluruskan. Polri tidak antikritik sebagai masukan untuk evaluasi," ujar Sigit dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (21/2).
"Yang penting ada perbaikan, dan kalau mungkin ada yang tidak sesuai dengan hal yang bisa disampaikan, bisa diberikan penjelasan," tambahnya.
Bahkan Sigit mengajak Band Sukatani untuk menjadi duta atau juri pentas seni yang digelar Polri. Ajakan itu bertujuan untuk membangun budaya kritik sehingga Polri dapat menjadi lebih baik.
Salah satu lirik band tersebut berbunyi seperti ini: