Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-laba Besar Paling Mematikan di Dunia
GH News February 25, 2025 07:03 AM

Ilmuwan di Australia mengumumkan temuan sekelompok laba-laba jaring corong (funnel-web spider) yang luar biasa besar, sebenarnya adalah spesies baru.

Para peneliti mengatakan mereka menggunakan perbandingan anatomi dan DNA untuk mempelajari populasi laba-laba jaring corong Sydney yang berbeda, salah satu laba-laba paling mematikan di dunia, dan menemukan ada tiga spesies, hanya dua di antaranya yang sebelumnya diketahui oleh sains.

"Penelitian tersebut mengungkap keragaman tersembunyi di antara laba-laba jaring corong," kata arachnolog Stephanie Loria dari Leibniz Institute for the Analysis of Biodiversity Change di Jerman, dikutip dari The Independent.

Laba-laba jaring corong Sydney 'klasik', Atrax robustus, ditemukan dari Central Coast hingga Sydney Basin. Laba-laba jaring corong Sydney Selatan, Atrax montanus, umum ditemukan di Blue Mountains di selatan dan barat Sydney. Sedangkan jaring corong Newcastle, yang kini dijuluki 'Big Boy' karena menjadi yang terbesar dari ketiganya, menghuni kota Newcastle.

"Jaring corong Newcastle, Atrax christenseni atau 'Big Boy' adalah spesies yang sama sekali baru. Jaring corong Sydney yang 'asli', Atrax robustus, berpusat di Pantai Utara Sydney dan Pantai Tengah sementara jaring corong Sydney Selatan adalah nama spesies yang dibangkitkan kembali dari tahun 1914," kata Dr. Loria.

Nama Latin untuk spesies Big Boy berasal dari penggemar laba-laba Newcastle Kane Christensen, yang membuatnya menjadi perhatian tim peneliti.

Penelitian ini diluncurkan Christensen, yang berbasis di Australian Reptile Park di New South Wales, mengumpulkan sejumlah laba-laba jaring corong jantan yang luar biasa besar sebagai bagian dari program racun.

"Atrax christenseni adalah jaring corong yang luar biasa dan mengesankan. Ukuran laba-laba jantan yang sangat besar, jika dibandingkan dengan laba-laba jantan dari spesies Atrax lainnya, sungguh mencengangkan," kata Christensen.

"Saya sangat tertarik dengan laba-laba corong dan tidak ada pujian yang lebih besar daripada saat ilmuwan lain menamai spesies laba-laba corong dengan nama saya. Saya merasa sangat tersanjung dan menerimanya dengan senang hati," tambahnya.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMC Ecology and Evolution, para peneliti mengumpulkan spesimen laba-laba corong baru dari seluruh Sydney dan memeriksa DNA mereka. Mereka kemudian membandingkan laba-laba tersebut dengan spesimen museum yang berasal dari awal 1900-an.

"Tak satu pun dari wawasan ini akan mungkin diperoleh tanpa menggunakan koleksi sejarah dan kerja sama internasional," kata Dr. Loria seraya menambahkan, reklasifikasi tersebut mungkin memiliki implikasi praktis untuk produksi antibisa.

"Meskipun gigitan laba-laba corong adalah yang paling parah di antara laba-laba, gigitan tersebut tidak terlalu umum. Jika Anda digigit laba-laba jaring corong, hubungi ambulans dan segera pergi ke rumah sakit," kata ahli toksikologi Geoff Isbister dari Rumah Sakit Calvary Mater Newcastle.

"Meskipun tidak ada kematian manusia yang terjadi sejak pengembangan antibisa pada 1980-an, antibisa untuk laba-laba jaring corong Sydney dapat dioptimalkan dengan mempertimbangkan diferensiasi biologis pada tingkat spesies," kata Danilo Harms, penulis lain dari penelitian tersebut.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.