5 Langkah Rosan Maksimalkan Dana Kelola Danantara, Konsolidasi BUMN-Pinjaman
kumparanBISNIS February 25, 2025 01:20 PM
Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) punya setidaknya 5 langkah dan strategi untuk meningkatkan dana kelolaannya dari aset dan dividen BUMN.
Saat meluncurkan Danantara Indonesia di Istana Merdeka, Senin (24/2), Presiden Prabowo Subianto menyebutkan lembaga ini akan mengelola total aset USD 900 miliar atau setara Rp 14.600 triliun.
Dengan total aset tersebut, kata Prabowo, akan menjadikan Danantara Indonesia sebagai dana kekayaan negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia.
"Seluruh rakyat Indonesia patut berbangga karena dengan total aset lebih dari USD 900 miliar, Danantara Indonesia akan menjadi salah satu dana kekayaan atau sovereign wealth fund negara terbesar di dunia," katanya.
Saat ini, Prabowo sudah meraup dana USD 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun dari efisiensi pemerintah dan belanja kurang tepat sasaran, untuk dikelola Danantara. Dana tersebut akan diinvestasikan kepada 20 proyek strategis.
Perbesar
Suasana Presiden RI Prabowo Subianto beserta jajaran luncurkan Danantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025). Foto: YouTube/ Sekretariat Presiden
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, seluruh BUMN akan masuk ke dalam pengelolaan Danantara. Namun saat ini, baru 7 BUMN yang diumumkan yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BBNI), PT Pertamina, PT PLN , Holding BUMN Pertambangan MIND ID, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
“Ya kan memang nanti yang masuk ke Danantara itu kan keseluruhan, bukan hanya 7 BUMN dan memang kita coba kita tingkatkan, memang ada stage-nya yang kita akan konsolidasikan semua aset ini,” katanya saat konferensi pers di Istana Merdeka, Senin (24/2).
Langkah Maksimalkan Dana Kelola
Dalam dokumen brosur Danantara Indonesia yang diterima kumparan, untuk memaksimalkan dana kelola, Danantara Indonesia menerapkan beberapa langkah strategis utama.
Langkah pertama yaitu Konsolidasi BUMN. Dijelaskan bahwa Danantara mengkonsolidasikan investasi pemerintah dan memastikannya dikelola secara lebih strategis dan efisien.
"Melalui konsolidasi ini, sumber pendanaan dapat ditingkatkan, efisiensi operasional ditingkatkan, dan biaya modal dapat dikurangi," demikian dikutip dari brosur resmi Danantara Indonesia, Selasa (25/2).
Kemudian Leverage. Dalam dunia bisnis, leverage merupakan istilah pendanaan atau pinjaman untuk meningkatkan keuntungan yang biasanya dilakukan oleh perusahaan atau investor.
Nantinya, Danantara Indonesia akan memanfaatkan investasi pemerintah yang terkonsolidasi untuk mengamankan sumber pembiayaan yang lebih terjangkau dan kompetitif.
"Pendanaan dari sumber non-anggaran negara (non APBN) akan dikelola secara korporat dengan struktur yang fleksibel dan strategis, memastikan daya saing global yang kuat sambil mempertahankan tata kelola perusahaan yang baik," jelasnya.
Perbesar
CEO Danantara Rosan Roeslani (tengah) CIO Pandu Patria Sjahrir dan COO Dony Oskaria usai menghadiri peresmian badan pengelola investasi Danantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Selanjutnya Optimalisasi, terhadap investasi gabungan pemerintah. Danantara Indonesia berkomitmen untuk mengoptimalkan investasi pemerintah, menjadikannya lebih efisien, produktif, dan kompetitif di era modern untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas.
Danantara Indonesia juga akan melakukan peningkatan alias Improvement. Dengan strategi investasi yang kuat dan manajemen risiko yang bijaksana, Danantara Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan pengembalian investasi sambil memastikan daya saing global Indonesia.
Terakhir yaitu Tata Kelola atau Governance. Tata kelola Danantara Indonesia disebut akan selaras dengan praktik terbaik internasional, dengan menekankan transparansi dan akuntabilitas sehingga kekayaan publik dikelola secara optimal untuk kepentingan rakyat.
"Dengan pendekatan ini, Danantara Indonesia siap menjadi mitra tepercaya bagi investor global di berbagai sektor, menciptakan peluang signifikan untuk sinergi dan kolaborasi, baik di Indonesia maupun global," ujarnya.