Gelar RUTA 2025, Asosiasi Pertanian CropLife Perkuat Sinergi Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan
Choirul Arifin February 27, 2025 12:32 AM

 

Laporan Hasiolan EP/Tribunnews.com


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi nirlaba yang mewakili kepentingan petani dan industri benih dan pestisida, CropLife Indonesia menyelenggarakan Rapat Umum Tahunan (RUTA) 2025 di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2025.

Kegiatan yang mengangkat tema “Sinergi Pembangunan Pertanian Berkesinambungan melalui Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan (SPMF)” ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung pembangunan sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab di Indonesia dengan dukungan teknologi modern dan inovasi dalam sistem pertanian.

Sebagai bagian dari agenda RUTA 2025, digelar juga talkshow dengan narasumber Sekretaris Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA, Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Leli Nuryati, Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional Dr. Setiari Marwanto dan Country Lead of Harvest Plus Solution of Indonesia Sulaiman Ginting.

Chairman CropLife Indonesia Kukuh Ambar Waluyo mengatakan, para narasumber sepakat kolaborasi para stakeholder dalam program SPMF, dengan menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal, mampu menjawab tantangan pertanian.

Penggunaan pestisida terdaftar akan memastikan efektivitas serta keamanan bagi aplikator dan lingkungan.

"Implementasi teknologi modern, seperti drone dalam perlindungan tanaman, serta pengelolaan batas aman residu pada produk pertanian, akan meningkatkan kualitas pangan dari segi gizi dan keamanan."

"Dengan sinergi yang kuat, pelaksanaan SPMF akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 26 Februari 2025.

Dia mengatakan, sektor pertanian berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, dan kelestarian lingkungan.

Dengan kontribusi besar terhadap PDB dan lapangan kerja, sektor ini perlu didorong melalui peningkatan produktivitas, keberlanjutan, serta adopsi teknologi modern untuk memastikan efisiensi dan ketahanan jangka panjang.

"Selain itu, praktik pertanian berkelanjutan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Investasi dalam teknologi pertanian modern dan digitalisasi juga dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan memperkuat ketahanan sektor pertanian secara keseluruhan," tuturnya.

Penggunaan pestisida terdaftar akan memastikan efektivitas serta keamanan bagi aplikator dan lingkungan.

Implementasi teknologi modern, seperti drone dalam perlindungan tanaman, serta pengelolaan batas aman residu pada produk pertanian, akan meningkatkan kualitas pangan dari segi gizi dan keamanan.

"Dengan sinergi yang kuat, pelaksanaan SPMF akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan," katanya.

Direktur Pestisida Kementerian Pertanian (Kementan) Handi Arief yang diwakili Budi Hanafi selaku Ketua Kelompok Substansi Pengawasan Pestisida Direktorat Pestisida menyatakan, sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani sangat penting dalam membangun pengelolaan pestisida yang berkelanjutan.

Melalui kerja sama yang solid, kata dia, kebijakan yang tepat dapat diterapkan untuk menjaga produktivitas pertanian tanpa mengorbankan kesehatan dan lingkungan.

"Bersama, kita dapat menciptakan ekosistem pertanian yang bertanggung jawab, adaptif, dan inovatif," ujarnya.

Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan didampingi Yosephine Sianipar selaku SMPF Projects Manager CropLife Indonesia mengatakan, 2024 menjadi tonggak penting bagi CropLife Indonesia, karena terpilih menjadi salah satu dari tiga negara di ASEAN yang akan mengimplementasikan Sustainable Pesticide Management Framework (SPMF) hingga 2029.

Pihaknya berharap upaya ini menciptakan sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani dalam melaksanakan SPFM.

Sehingga, pengelolaan pestisida berkelanjutan dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan nasional, serta meningkatkan efisiensi produksi dengan dukungan teknologi modern.

Sebagai asosiasi pertanian yang berkomitmen terhadap pengelolaan pestisida berkelanjutan, kata dia, CropLife Indonesia memainkan peran strategis dalam implementasi SPMF.

"CropLife Indonesia berperan dalam mengedukasi petani mengenai praktik penggunaan pestisida yang bertanggung jawab, mendukung inovasi dalam industri pertanian, serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," tuturnya.

Acara ditutup dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara CropLife Indonesia dengan stakeholder secara simbolis sebagai komitmen bersama dalam pelaksanaan SPMF di Indonesia.

Diantaranya, dengan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan) dengan fokus pada kerja sama “Penetapan Prosedur Operasi Standar Penggunaan Pesawat Udara Tanpa Awak (Drone) Pertanian di Indonesia serta dengan Balai Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Pertanian (BPSI Lingtan) dengan fokus pada kerja sama “Penetapan Batas Maksimum Residu Pestisida.

Penandatanganan kerjasama juga dilakukan dengab Badan Riset dan Inovasi Nasional dengan fokus pada “Kerja sama dalam bidang riset untuk kemajuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dan dengan Harvest Plus Solutions yang diwakili oleh Induja Rai dan Sulaiman Ginting, dengan fokus kerja sama pada Pengembangan Praktik Pertanian yang Baik melalui Program Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan.

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.