Jemaah An Nadzir Puasa 28 Februari, Manfaatkan Ilmu Falak dan Aplikasi Android untuk Tentukan Hilal
Glery Lazuardi February 27, 2025 09:36 PM

TRIBUNNEWS.COM, GOWA - Sejumlah jemaah An Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akan mulai menunaikan ibadah puasa pada Jumat (28/2/2025).

“Besok, kami mulai puasa menyambut Ramadan,” ujar Samiruddin Pademmui, pimpinan An Nadzir Gowa pada Kamis (27/2/2025).

Bagaimana cara jemaah An Nadzir menentukan awal puasa?

Jemaah An Nadzir menghitung awal puasa berdasarkan ilmu dan metodologi. Samiruddin menjelaskan metode yang digunakan dalam memantau bulan, yakni pertama menetapkan bulan purnama 14, 15, dan 16.

Berdasarkan kriterianya masing-masing. 

Kemudian memantau waktu jam terbitnya bulan ke 27, 28, dan 29 pada subuh hari di timur dan tenggelamnya bulan di ufuk Barat. Selain itu, memperhatikan fenomena alam, seperti adanya hujan atau rintik, petir, angin kencang, dan pasang surut air laut.

Berdasarkan hasil pemantauan bulan yang dilakukan oleh Jamaah An Nadzir di beberapa daerah, maka didapatkan bahwa konjungsi, ijtima, new moon (pergantian bulan) Rajab ke Sya'ban terjadi pada malam hari Rabu, 29 Januari 2025 pukul 20.37 Wita.

"Jadi 1 Sya'ban 1446 H jatuh pada hari Kamis 30 Januari 2025 M. Purnama 14 Sya'ban 1446 H jatuh pada hari Selasa 11 Februari 2025. Purnama 15 Sya'ban 1446 H (Full Moon) Rabu 12 Februari 2025 pukul 21.54 Wita, lalu purnama 16 Sya'ban 1446 H jatuh pada Kamis 13 Februari 2025," katanya.

Dikatakan, An Nadzir Gowa juga dalam menentukan 1 Ramadan menggunakan alat bantu aplikasi yang selama ini pas dan akurat.

Dengan bantuan aplikasi HP Android Luna SolCal dan Sun Position Demo, didapatkan data yakni 27 Sya'ban 1446 H bertepatan Rabu 26 Februari 2025 bulan terbit di timur pada jam 04.17 Wita.

Dan tenggelam di ufuk barat pukul 17.00 Wita. Lalu 28 Sya'ban 1446 H, jatuh pada Kamis 27 Februari 2025 M bulan terbit di timur pukul 05.14 Wita dan tenggelam di ufuk Barat pukul 17.50 Wita.

"Kemudian 29 Sya'ban 1446 H jatuh pada Jumat 28 Februari 2025 M bulan terbit di Timur jam 06.08 WITA, nyaris bersamaan dengan terbitnya matahari di ufuk Timur sehingga sulit dilihat secara kasat mata, jam 05.08 WIB, dan jam 07.08 WIT," katanya.

"Perlu diketahui bahwa selama bulan masih terbit di ufuk timur mendahului terbitnya matahari maka yakinlah bahwa itu masih bulan tua, namun jika matahari sudah duluan terbit di ufuk timur daripada bulan maka yakinlah bahwa itu sudah bulan baru (hilal)," sambungnya.

Menurutnya, bahwa ijtima, konjungsi, new moon atau pergantian bulan bisa terjadi di pagi hari, tengah hari, sore hari, malam hari dan subuh hari.

"Jadi pergantian bulan itu bagaikan kita menyalakan lampu (dari gelap menjadi terang), artinya ketika bulan akhir (bulan tua) habis maka secara otomatis masuk bulan baru (hilal). Proses perpisahan akhir bulan (bulan tua) ke bulan baru (hilal) dan matahari membutuhkan waktu sekitar +/- 3 (tiga) jam," jelasnya.

Ustadz Samiruddin menyebut, Jumat 28 Februari 2025 sudah terjadi konjungsi, ijtima, new moon atau pergantian bulan Sya'ban ke Ramadan sekitar jam 08.46 Wita.

Hal ini berarti bahwa pada hari Jumat 28 Februari 2025 bulan Ramadhan 1446 H sudah masuk.

Namun hilal atau bulan baru tidak dapat dilihat secara kasat mata.

Sehingga dia mengaku, di sinilah pentingnya menggunakan bantuan aplikasi seperti Luna SolCal pada HP Android untuk memudahkan mendapatkan data akurat dan tidak meraba-meraba.

"Berdasarkan hasil perhitungan dan pemantauan bulan tersebut, dan demi kehati-hatian, maka Jamaah An-Nadzir Gowa mulai berpuasa pada hari Jumat 28 Februari 2025 M. Dengan demikian maka kita sedang dalam keadaan berpuasa lalu bulan Ramadhan 1446 H masuk. Namun secara sempurna full puasa Ramadan 1446 H terhitung mulai Sabtu 1 Maret 2025," pungkasnya.

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.