TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wadah makanan plastik hitam kerap digunakan dalam kemasan makanan siap saji, seperti sushi atau Chinese food. Namun, sebuah penelitian dari Toxic-Free Future mengungkap fakta mengejutkan: plastik hitam ini berpotensi mengandung bahan kimia beracun yang dapat membahayakan kesehatan.
Dikutip dari reader diggest, Megan Liu, peneliti utama dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Chemosphere, menjelaskan bahwa bahan berbahaya ini berasal dari proses daur ulang plastik yang tidak terkendali. Limbah plastik elektronik, yang mengandung zat pemadam api seperti deca-BDE, TBBPA, dan RDP, didaur ulang menjadi berbagai produk rumah tangga—termasuk wadah makanan.
Padahal, zat-zat ini dirancang untuk melindungi perangkat elektronik dari kebakaran, bukan untuk bersentuhan langsung dengan makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Zat pemadam api dalam plastik hitam bersifat beracun dan memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia. Studi menunjukkan bahwa bahan kimia ini dapat bertahan lama dalam tubuh dan lingkungan, serta berpotensi menyebabkan kanker, gangguan hormon, kerusakan sistem saraf, hingga dampak negatif pada perkembangan dan sistem reproduksi.
Yang lebih mengkhawatirkan, penelitian ini menemukan bahwa kadar deca-BDE dalam beberapa wadah sushi yang diuji mencapai 11.900 ppm—angka yang jauh melampaui batas aman Uni Eropa yang hanya 10 ppm. "Membayangkan bahwa kita mungkin secara tidak sadar mengonsumsi zat pemadam api bersama makanan sungguh mengkhawatirkan," ujar Liu.
Masalah ini tidak hanya terbatas pada kemasan makanan. Penelitian juga menemukan kandungan bahan berbahaya yang sama dalam berbagai produk plastik hitam lainnya, seperti peralatan dapur (spatula dan sendok), mainan anak-anak, hingga aksesori rambut. "Kami memang tidak menguji semua produk plastik hitam yang ada di pasaran, tetapi fakta bahwa zat-zat beracun ini ditemukan di banyak barang yang sering kita gunakan sungguh mengkhawatirkan," tambah Liu.
Agar lebih aman, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi paparan zat berbahaya ini.
Dengan lebih selektif dalam memilih produk yang digunakan sehari-hari, kita bisa melindungi diri sendiri dan keluarga dari bahaya yang mungkin tidak terlihat, tetapi nyata dampaknya bagi kesehatan. (*)