Nofa Narada dan Seni Bicara: dari MC hingga Mentor Public Speaking
GH News March 01, 2025 02:06 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTANofa Narada (27), anak muda yang kini sukses menjadi praktisi public speaking, menjadi kisah nyata bahwa seni berbicara bisa membuka banyak peluang. Sosok anak muda ini membuktikan bahwa kemampuan berbicara di depan umum bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang bisa diasah. Dari seseorang yang dulu takut tampil di hadapan banyak orang, kini Nofa dikenal sebagai praktisi public speaking sekaligus Master of Ceremony (MC) profesional yang diperhitungkan.

Ia memulai segalanya dari awal, menghadapi rasa takut, dan mengatasi berbagai tantangan mental yang sering menghantui banyak orang saat berbicara di depan umum.

“Dulu saya selalu berpikir bahwa suara saya tidak cukup bagus, atau kata-kata saya akan terdengar aneh,” ujar Nofa mengenang masa-masa awalnya.

Potret-Nofa-Narada-2.jpg

Nofa Narada Saat Tampil Sebagai MC di Acara Wonosobo Wedding Expo tahun 2023. (FOTO: Nofa Narada For TIMES Indonesia).

“Tapi kemudian saya sadar, public speaking bukan soal suara siapa yang terbaik, melainkan siapa yang berani berbicara dan mampu menyampaikan pesan dengan jelas, jadi mindset untuk berani itu sangat penting,” imbuh pria alumni Universitas Ahmad Dahlan Jogja tersebut.

Semangat belajar Nofa membawanya untuk terus mengengembangkan diri, baik dalam pendidikan formal maupun informal. Pria kelahiran Wonosobo ini terus mengasah kemampuan berbicara, memahami teknik vokal, bahasa tubuh, hingga seni mengelola emosi di atas panggung. Kepercayaan dirinya semakin tumbuh ketika mulai dipercaya menjadi MC di berbagai acara, dari acara komunitas kecil hingga event besar.

Potret-Nofa-Narada-3.jpg

Nofa Narada Bersama Peserta Kelas Public Speaking Sedang Melakukan Sesi Tanya Jawab Interaktif. (FOTO: Nofa Narada TIMES Indonesia)

"Dulu banyak latihan, lama-lama dipercaya menjadi MC di komunitas, lambat laun jadi kayak sekarang deh, banyak yang tau," tutur Nofa sambil tertawa.

Namun, bagi Nofa, kesuksesan pribadi bukanlah tujuan akhir. Ia merasa ada panggilan lebih besar, membantu orang lain mengatasi ketakutan mereka dalam berbicara. Dari sinilah lahir gagasan untuk membangun kelas public speaking sendiri yang ia beri nama Naraswara. Bahkan kini selain di Wonosobo, Naraswara juga sudah membuka kelas di Jogja.

“Saya ingin membagikan apa yang sudah saya pelajari. Banyak orang yang sebenarnya pintar, potensinya luar biasa, tapi tidak mahir dalam bicara di depan khalayak,” jelas Nofa.

Kelas public speaking yang didirikannya tidak hanya berfokus pada bagaimana berbicara dengan baik, tetapi juga bagaimana seseorang mengelola rasa gugup, memperkuat ekspresi diri, dan menyusun narasi yang kuat. Nofa percaya bahwa kemampuan berbicara tidak hanya berguna bagi mereka yang ingin menjadi MC atau pembicara publik, tetapi juga bagi siapa saja, mulai dari mahasiswa yang harus mempresentasikan tugas, karyawan yang perlu berbicara di rapat, hingga pengusaha yang ingin menawarkan produk mereka.

Antusiasme masyarakat, khususnya anak muda terhadap kelas ini pun semakin tinggi. Banyak peserta yang mengikuti kelas di Naraswara yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengaku mengalami perubahan besar setelah mengikuti pelatihan bersama Nofa.
 
“Dulu saya selalu gemetar, gugup juga kalau bicara di depan umum. Tapi setelah belajar dari Kak Nofa, saya jadi lebih percaya diri dan tahu gimana cara menyusun kata-kata yang baik,” kata Wulan, salah satu peserta asal Kebumen.

Selain karena 70 persen pembelajaran adalah berbasis praktikum, kelebihan lain dari kelas yang didirikan tahun 2023 silam yang ini adalah bimbingan yang intens pasca-kelas. Menurut Nofa, peserta yang sudah selesai mengikuti kelasnya tetap perlu diberikan pendampingan agar hasilnya lebih optimal.

"Di sini memang ada bimbingan yang berkelanjutan, jadi alumni peserta di kelas kami bisa terus dapat pendampingan, kan gak bisa dilepas begitu aja kan, biar hasilnya juga bagus," papar pria yang juga lulusan S2 di ITB AD Jakarta tersebut.

Bagi Nofa, melihat orang lain bertumbuh adalah kebahagiaan tersendiri yang tak bisa diukur dengan materi. Ia berharap kelasnya dapat menjadi wadah kreatif bagi siapa saja yang ingin berani bicara. Lebih lanjut ia juga berharap bahwa Naraswara akan terus berkembang hingga mempunyai cabang di seluruh kota besar di Indonesia.

“Semua orang punya pesan penting dalam dirinya. Saya hanya membantu mereka menemukan cara terbaik. Saya juga bermimpi bahwa Naraswara bisa punya banyak cabang, jadinya semakin banyak orang yang fasih dalam hal public speaking,” pungkasnya.

Kisah Nofa Narada menjadi bukti bahwa suara bukan hanya tentang kata-kata yang keluar dari mulut, melainkan tentang bagaimana seseorang berani mengutarakan pikirannya dan menginspirasi orang lain. Dari panggung ke kelas, Nofa terus membuktikan bahwa berbicara adalah sebuah seni, dan setiap orang memiliki potensi untuk menguasainya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.