Warga Kebondalem dan Mahasiswa KKN UIN Sukses Laksanakan Tradisi Susuk Wangan
Padma Tiara March 01, 2025 04:24 PM
Kebondalem, 12 Februari 2025 – Warga Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses melaksanakan tradisi Susuk Wangan pada 12 Februari 2025. Kegiatan yang dipusatkan di Dusun Kalibening ini merupakan bentuk pelestarian budaya lokal dan ungkapan rasa syukur atas limpahan air yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Tradisi Susuk Wangan merupakan ritual tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kebondalem untuk membersihkan dan merawat sumber mata air serta saluran irigasi. Kegiatan ini memiliki makna simbolis sebagai upaya menjaga keseimbangan alam dan memohon keberkahan atas hasil panen.
Kegiatan Susuk Wangan kali ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh adat, perangkat desa, hingga pemuda dan anak-anak. Mahasiswa KKN UIN Walisongo turut serta dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.
"Kami sangat senang dan berterima kasih kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo yang telah membantu kami dalam melaksanakan tradisi Susuk Wangan. Kehadiran mereka memberikan semangat baru bagi kami untuk terus melestarikan budaya lokal," ujar Nur Kolik sebagai Kepala Desa.
Rangkaian kegiatan Susuk Wangan diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Kemudian, warga bersama mahasiswa KKN melakukan pengambilan air suci dari sumber mata air di Dusun Kalibening. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pelepasan burung di sekitar sumber mata air sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Sebagai puncak acara, digelar kenduri atau makan bersama sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan air yang diberikan. Warga membawa berbagai macam makanan tradisional untuk dinikmati bersama-sama.
Kegiatan Susuk Wangan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Kebondalem, antara lain, mempererat tali silaturahmi antarwarga, menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan, melestarikan budaya lokal dan kearifan tradisional, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya air.
Diharapkan kegiatan Susuk Wangan dapat terus dilakukan di masa mendatang sebagai upaya menjaga keseimbangan alam dan melestarikan budaya lokal. Kami juga berharap kolaborasi antara warga dan mahasiswa KKN dapat terus terjalin dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami sangat bangga dapat berpartisipasi dalam tradisi Susuk Wangan. Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga bagi kami untuk belajar tentang budaya lokal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat," ungkap M. Khadziq sebagai Koordinator KKN. "Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Kebondalem dan menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikan budaya lokal."