TIMESINDONESIA, BLITAR – BLITAR - Lembaga Da'wah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (LDNU Jawa Timur) meluncurkan program perdana bertajuk Bina Desa An Nahdliyah sebagai upaya menyebarkan nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An Nahdliyah di pelosok desa, khususnya selama bulan Ramadan.
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar Selatan, dipilih sebagai lokasi binaan untuk memperkuat silaturahmi dan pembelajaran bersama masyarakat yang majemuk.
Program ini bertujuan untuk menguatkan semangat hubul wathon minal iman (cinta tanah air bagian dari iman) serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui kolaborasi antar-elemen masyarakat. Para dai yang tergabung dalam LDNU Jawa Timur, berasal dari berbagai institusi seperti PP. Tebuireng, PP. Lirboyo, Universitas Islam Malang (UNISMA), dan Ma’had Aly An Nur Bululawang, telah berkhidmat di Desa Wates sejak hari kedua Ramadhan.
Kepala Desa Wates, Moh. Hamid, mengapresiasi kehadiran para dai yang diutus LD PWNU Jawa Timur.
Menurutnya, para dai telah berbaur dengan masyarakat secara baik dan diterima dengan hangat. “Cara bermasyarakat para dai sangat bagus. Masyarakat senang dan berharap program ini bisa berlanjut setiap Ramadan,” ujar Hamid, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PC ISNU Kabupaten Blitar.
Para dai yang terlibat dalam program ini mengaku mendapatkan pengalaman berharga dalam berdakwah dan bermasyarakat. Gus Ilham Dzikri Akbar, dai dari PP. Tebuireng Jombang, mengungkapkan kegembiraannya bisa mengamalkan ilmu yang didapat di pondok sembari belajar langsung dari kehidupan masyarakat. “Masyarakat Wates sangat ramah dan mendukung. Ini pengalaman yang sangat berharga,” ucap Gus Ilham.
Gus Arham, dai lain dari PP. Tebuireng, juga membagikan pengalamannya melalui pesan WhatsApp. Menurutnya, masyarakat Desa Wates memiliki kebutuhan yang besar terhadap ilmu agama, termasuk mereka yang baru memeluk Islam. “Banyak cerita menarik yang memberikan pelajaran berharga tentang perjuangan amaliyah Aswaja di sini,” tulisnya.
Sementara itu, Gus Kadafi Al Ghifari, kader UNISMA, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan berdakwah di Desa Wates. “Kami belajar banyak tentang toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Di sini, perbedaan agama tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan dengan damai,” jelas mahasiswa jurusan Hukum Keluarga Islam tersebut.
Korwil Mataraman LD PWNU Jawa Timur, KH Imam Mawardi Ridlwan, menjelaskan bahwa para dai diharapkan dapat membantu kegiatan keagamaan seperti Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), majelis Fatayat, Muslimat, dan jamaah tahlil. “Selain berdakwah, para dai juga belajar langsung tentang kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Meski demikian, KH Imam Mawardi menyampaikan permohonan maaf karena keterbatasan sarana dan prasarana yang disediakan. “Kami berterima kasih atas sambutan hangat masyarakat dan memohon maaf jika ada kekurangan dalam pelaksanaan program ini,” tuturnya.
Program Bina Desa An Nahdliyah tidak hanya menjadi wadah dakwah, tetapi juga sarana untuk memperkuat toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk. Kehadiran para dai di Desa Wates adalah bentuk komitmen LD NU Jawa Timur dalam membangun negeri melalui pendekatan keagamaan yang inklusif dan humanis.
KH Imam Mawardi berharap lewat program ini, nilai-nilai Aswaja An Nahdliyah dapat semakin mengakar di masyarakat, sekaligus memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui sinergi antara dai, masyarakat, dan pemerintah daerah, LD NU Jawa Timur optimistis dapat terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik. (*)