Bangun Mepet Imsak, Ini Saran Dokter Buat yang Terpaksa Sahur dengan Mi Instan
GH News March 05, 2025 05:04 AM

Mi instan kerap dijadikan salah satu menu andalan untuk sahur. Tak mengherankan, makanan satu ini memang sangat simpel untuk dibuat dan memiliki rasa yang enak.

Tapi muncul pertanyaan, sebenarnya aman nggak sih mengonsumsi mi instan pada saat sahur? Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis penyakit dalam dr Yunita Indah Dewi, SpPD menjelaskan sebaiknya mi instan tidak dijadikan menu utama ketika sahur.

Selain rendah nutrisi, mi instan juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lambung, khususnya pada orang-orang yang memang memiliki riwayat masalah asam lambung.

"Sebaiknya tidak konsumsi mie instan saat sahur karena mie instan rendah serat dan protein, serta tinggi lemak. Dan untuk pada pengidap maag meningkatkan resiko kambuh saat puasa," kata dr Yunita ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (18/2/2025).

Apabila memang terpaksa harus mengonsumsi mi instan, dr Yunita sangat menyarankan pembatasan jumlah porsinya. Selain itu, pastikan mi instan yang dikonsumsi juga sudah dikombinasikan dengan sayur dan sumber protein agar lebih bernutrisi.

"Tapi apabila terpaksa mengonsumsi mi instan saat sahur, dibatasi konsumsinya, lalu dikombinasikan dengan sayur dan sumber protein. Ini perlu dilakukan agar kebutuhan gizi tubuh tetap terpenuhi," tambahnya.

Selain rendah nutrisi, perlu diperhatikan juga bahwa mi instan memiliki kalori yang sangat tinggi. Mengonsumsi makanan tinggi kalori terlalu sering dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan selama bulan puasa.

dr Rudy Kurniawan SpPD ketika dihubungi terpisah menuturkan bahwa salah satu faktor kenaikan berat badan selama bulan puasa adalah mengonsumsi makanan secara berlebihan pada saat sahur dan berbuka. Ini perlu menjadi catatan karena seringkali masyarakat menjadi kalap saat makan selama bulan puasa.

"Faktor utamanya (kenaikan berat badan) itu karena asupan kalori berlebih. Itu disebabkan konsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan porsi besar saat berbuka dan sahur," ujar dr Rudy.

"Selain itu, faktornya juga bisa dari penurunan aktivitas fisik selama berpuasa. Pengurangan gerak menyebabkan surplus energi yang disimpan lemak. Selain itu gangguan regulasi hormon juga berpengaruh, karena kurang tidur meningkatkan ghrelin (hormon lapar) dan menurunkan leptin (hormon kenyang), yang memicu overeating," tandasnya.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.