TIMESINDONESIA, CIANJUR – Kolang-kaling atau yang lebih dikenal sebagai manisan dari buah aren, menjadi salah satu hidangan khas yang selalu hadir di meja makan masyarakat saat bulan Ramadan.
Di Kampung Kedung Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, kolang-kaling memiliki peran penting dalam meramaikan suasana buka puasa dan takjil selama bulan suci Ramadan. Tak hanya menyegarkan, kolang-kaling juga menjadi simbol kebersamaan dan kearifan lokal yang terus dilestarikan.
Salah satu perajin kolang-kaling yang terkenal di Desa Sukamanah adalah Enas Barnas. Ia merupakan salah satu pembuat kolang-kaling yang sudah berpengalaman dan melestarikan tradisi pembuatan manisan ini sejak puluhan tahun lalu.
“Bulan Ramadan adalah momen yang sangat ditunggu. Kolang-kaling yang dibuat ini dikirim ke beberapa lokasi kecamatan yang ada di Cianjur,” kata Enas dengan penuh semangat kepada TIMES Indonesia, Kamis (6/3/2025).
Menurut Enas, proses pembuatan kolang-kaling ada teknik khusus dengan menjaga keaslian rasanya. Kolang-kaling yang ia buat terkenal dengan rasa manis yang pas dan tekstur yang kenyal, menjadikannya favorit di kalangan warga sekitar.
Selain Enas, ada juga perajin kolang-kaling lainnya, yaitu Abah Haris Asmara Tanduran, yang tak kalah terkenal. Dengan tangan terampilnya, ia menghasilkan kolang-kaling dengan rasa yang khas dan sering menjadi pilihan utama untuk dijadikan takjil.
“Ramadan adalah kesempatan bagi saya untuk menambah pemasukan dan meramaikan tradisi bulan suci di desa,” ungkap Abah Haris menjabarkan.
Tokoh masyarakat setempat, Zenal Abidin, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap keberadaan kolang-kaling dalam tradisi Ramadan di desa ini.
“Kolang-kaling di bulan Ramadan bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal mempererat silaturahmi. Masyarakat selalu menikmati adanya kolang-kaling dalam acara buka puasa bersama,” jelas Zenal.
Kolang-kaling di tempat ini menjadi bagian dari warisan budaya yang terus hidup. Keberadaannya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi para pengrajin, tetapi juga memperkaya tradisi lokal yang sudah ada sejak lama.
Di tengah modernisasi, kolang-kaling tetap menjadi simbol kekayaan kuliner lokal yang terus digemari setiap tahun, terutama di bulan Ramadan khususnya di Kabupaten Cianjur. (*)