AS Tak Beri Data Intelijen, Ukraina Gagal Gunakan HIMARS untuk Serangan Jarak Jauh ke Rusia
Febri Prasetyo March 06, 2025 10:34 PM

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) berhenti memberi Ukraina data intelijen yang diperlukan untuk mengoperasikan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) untuk melakukan serangan jarak jauh terhadap Rusia.

"Amerika memutus sambungan intelijen penting untuk peringatan pada pukul 2 siang di Kyiv. Sebelumnya menargetkan data untuk HIMARS," tulis jurnalis Oliver Carroll dari The Economist di media sosial pada Kamis (6/3/2025).

Menurut laporan tersebut, Ukraina tidak lagi menerima informasi real time untuk serangan jarak jauh menggunakan HIMARS.

Sementara itu, surat kabar The Washington Post melaporkan bahwa selama sebulan terakhir, setidaknya satu tim Ukraina yang bertanggung jawab untuk meluncurkan roket HIMARS belum menerima koordinat untuk serangan dengan jarak sekitar 64 km melewati garis depan antara pasukan Rusia dan Ukraina.

Militer Ukraina menambahkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa transmisi koordinat tersebut telah berhenti, yang mengisyaratkan penghentian de facto dalam pertukaran informasi intelijen antara AS dan Ukraina.

AS Tangguhkan Sharing Info Intelijen dan Bantuan Militer ke Ukraina

Sebelumnya Direktur CIA John Ratcliffe mengonfirmasi informasi bahwa AS telah menangguhkan pengiriman senjata dan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina.

"(Penangguhan) Ini akan mencakup segalanya mulai dari laporan manusia hingga penilaian rencana dan niat serta distribusi pasukan Rusia, hingga citra satelit, yang menyatakan Rusia memiliki sejumlah tank di balik bukit ini atau kami perkirakan mereka akan memindahkan satu peleton ke sini pada waktu tertentu," kata John Ratcliffe kepada Fox Business Network pada Rabu (5/3/2025).

Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengisyaratkan penangguhan itu untuk memberikan tekanan kepada Ukraina.

"AS telah mengambil langkah mundur dalam berbagi informasi intelijen dengan Ukraina," katanya seraya menambahkan AS dan Ukraina terlibat dalam pembicaraan untuk memajukan kesepakatan perjanjian mineral yang sebelumnya gagal ditandatangani.

HIMARS merupakan sistem roket artileri yang dapat menembakkan roket berpemandu jarak jauh dan dapat meluncurkan hingga enam roket sekaligus atau satu rudal balistik ATACMS.

Masih belum jelas berapa lama pembekuan pembagian intelijen ini akan berlangsung, seperti diberitakan RBC Ukraina.

Keputusan AS untuk membekukan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina menyusul penghentian bantuan militer AS untuk Ukraina pada Senin (3/3/2025).

Pemerintahan Donald Trump dikabarkan mengambil langkah tersebut untuk menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar bekerja sama dengan Trump untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia.

Zelensky dan Donald Trump sebelumnya berdebat sengit dalam pertemuan mereka di Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025) yang mengakibatkan kegagalan kedua negara untuk menandatangani perjanjian mineral.

Menyusul penangguhan bantuan militer AS, Zelensky pada Selasa (4/3/2025) mengirimkan surat kepada Donald Trump yang menyatakan ia siap membicarakan perdamaian dan menandatangani perjanjian mineral.

Perjanjian mineral tersebut merupakan upaya Donald Trump yang meminta imbalan kepada Ukraina atas bantuan AS selama perang melawan Rusia.

(Yunita Rahmayanti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.