Menatap Masa Depan Bangsa dengan Moral dan Etika di Bulan Ramadan
GH News March 09, 2025 01:05 PM

TIMESINDONESIA, JEMBER – Bulan suci Ramadan adalah momentum terbaik bagi umat Islam untuk melakukan refleksi diri, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan kualitas moral serta etika dalam kehidupan sehari-hari.

Ramadan bukan sekadar ibadah ritual, tetapi juga sarana pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai kesabaran, kejujuran, empati, serta kedisiplinan. Nilai-nilai ini menjadi fondasi penting dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, moral dan etika memiliki peran sentral dalam menentukan arah pembangunan. Kemajuan suatu bangsa tidak hanya diukur dari aspek ekonomi atau teknologi, tetapi juga dari kualitas moral masyarakatnya.

Negara yang maju bukan hanya yang memiliki infrastruktur canggih dan sumber daya alam melimpah, tetapi juga masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran, integritas, dan kepedulian sosial.

Ramadan sebagai Momentum Perbaikan Moral

Ramadan mengajarkan umat Islam untuk menahan diri dari hawa nafsu, baik dalam bentuk makan dan minum dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Makna puasa juga mengajarkan kita untuk menghindar dari sifat buruk seperti kebohongan, kemalasan, dan egoisme.

Puasa melatih kita untuk lebih peka terhadap kondisi sosial, memperkuat rasa empati terhadap kaum yang kurang beruntung, dan menumbuhkan semangat berbagi. Jika nilai-nilai ini terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan beradab.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi bangsa ini adalah krisis moral yang terlihat dari berbagai kasus korupsi, ketidakadilan sosial, hingga hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi negara. Ramadan seharusnya menjadi momentum untuk membangun kembali integritas bangsa melalui penerapan nilai-nilai kejujuran dan amanah.

Seorang pemimpin yang memiliki moral yang baik tidak akan tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan. Sementara masyarakat yang menjunjung tinggi etika akan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan perannya masing-masing.

Membangun Optimisme Masa Depan dengan Moral dan Etika

Optimisme terhadap masa depan bangsa harus didukung dengan pondasi moral dan etika yang kuat. Jika setiap individu memiliki komitmen untuk menjalankan nilai-nilai moral yang diajarkan dalam Ramadan, maka bangsa ini akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan global.

Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik antara lain:

 

Pertama, Pendidikan Karakter Sejak Dini. Pendidikan moral dan etika harus ditanamkan sejak usia dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter yang berlandaskan nilai-nilai luhur.

Kedua, Keteladanan Pemimpin. Pemimpin, baik di tingkat nasional maupun lokal, harus menjadi teladan dalam menjunjung tinggi moral dan etika. Kepemimpinan yang berintegritas akan menciptakan kepercayaan publik dan mendorong masyarakat untuk berperilaku lebih baik.

Kesederhanaan hidup yang dipraktekkan oleh seorang pemimpin, baik oleh bupati, gubernur, presiden, maupun oleh pejabat negara lainnya akan menjadi sugesti positif dalam membangun kepercayaan publik (citizen trust) rakyat terhadap para pemimpin di negeri ini.

Akan tetapi sebaliknya, jika seorang pejabat jauh dari nilai-nilai kesederhanaan bahkan jurtru menampilkan gaya hidup glamor dan itu secara sengaja dipertontonkan dihadapan publik akan menjadi kesenjangan tersendiri ditengah penderitaan dan sulitnya rakyat Indonesia mendapatkan lapangan pekerjaan.

Ketiga, Budaya Kejujuran dan Kepedulian Sosial. Masyarakat harus dibiasakan untuk hidup jujur dan peduli terhadap sesama. Dalam kehidupan sosial, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong harus terus dikembangkan agar tidak tergantikan oleh sikap individualisme yang berlebihan.

Keempat, Penerapan Hukum yang Adil dan Tegas. Negara harus memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan adil tanpa pandang bulu. Jika keadilan berjalan dengan baik, maka masyarakat akan merasa aman dan percaya terhadap sistem yang ada.

Wal Hasil, Ramadan bukan hanya bulan untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi dan perbaikan diri. Jika nilai-nilai moral dan etika yang dipelajari selama Ramadan terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka masa depan bangsa akan lebih cerah dan penuh optimisme.

Bangsa yang maju bukan hanya bangsa yang memiliki sumber daya yang kaya, tetapi juga bangsa yang memiliki moralitas tinggi dan menjunjung etika dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan semangat Ramadan, mari kita bangun negeri ini dengan moral yang baik dan etika yang kokoh agar generasi mendatang dapat hidup di lingkungan yang lebih adil, harmonis, dan sejahtera. (*)

***

*) Oleh : Hasbi Ash Shiddiqi, Lc., M.H., Dosen Hukum Keluarga Islam Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.