Irit Minum saat Sahur dan Berbuka? Dokter Ingatkan Risikonya ke Ginjal
GH News March 10, 2025 12:05 PM

Puasa selama belasan jam tanpa asupan cairan, jika tidak diperhitungkan dengan baik dapat berdampak pada kesehatan tubuh, termasuk organ ginjal. Spesialis urologi dari Mayapada Hospital, dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU, mengatakan bahwa dehidrasi menjadi risiko utama selama berpuasa, terutama jika seseorang tak menjaga asupan cairan dengan baik saat sahur dan berbuka.

Menurutnya, tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sehingga kurangnya asupan cairan bisa berdampak luas. Tidak hanya pada ginjal, tetapi juga organ tubuh lainnya seperti otak bisa berdampak.

"Memang kemungkinan yang nomor satu adalah dehidrasi lagi yang kita khawatirkan. Tapi kalau dehidrasi dalam arti ini kita hindari dengan cara, satu waktu sahur sama waktu buka, utamakan minum dulu yang banyak," katanya dr Akbari kepada detikcom, Kamis (7/3/2025).

dr Akbari menjelaskan bahwa risiko dehidrasi akan semakin besar jika seseorang berpuasa dalam waktu yang lebih panjang, seperti di negara-negara dengan durasi siang yang lebih lama.

"Kalau kamu puasanya di Eropa yang waktu siangnya panjang itu jauh lebih destruktif ya. Maksudnya puasanya jadi lebih panjang bisa kamu dehidrasi," jelasnya.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan konsumsi minimal 1,5 hingga 2 liter air per hari untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Jumlah ini dapat dipenuhi dengan membagi konsumsi air secara bertahap antara sahur dan berbuka.

"Makanya sangat dianjurkan minum air itu. Kalau bisa, satu setengah liter sampai dua liter sehari," kata dr Akbari.

"Yang jelas, ya kan kita cuma punya waktu sahur sama buka kan? Tiga gelas ini, tiga gelas sahur, tiga gelas saat buka, minimal tiga sampai lima gelas," katanya lagi.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.