TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Banyuwangi, menjelang pertengahan bulan Ramadan.
Potensi cuaca ekstrem diperkirakan terjadi akibat beberapa fenomena atmosfer signifikan, termasuk aktifnya Gelombang Kelvin dan Low Frequency yang meningkatkan peluang pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah hingga utara, Maluku, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua.
Selain kedua gelombang tersebut, Bibit Siklon Tropis 98S di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan sirkulasi siklonik di Samudra HIndia barat Sumatera Utara juga disebut bakal berkontribusi pada kondisi cuaca ekstrem.
Sementara itu, sirkulasi siklonik yang terdeteksi di Samudra Hindia barat Sumatera Utara, dan di Samudra Hindia barat Aceh dan Sumatera Utara, menciptakan daerah konvergensi yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
“Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer yang signifikan, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, serta kemungkinan banjir di daerah rawan,” tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 7-13 Maret 2025.
Menurut prakirawan Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Anjar Triono Hadi, bahwa potensi cuaca ekstrem di masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, masih berpotensi terjadi.
Cuaca ekstrem ditandai dengan kondisi cuaca yang cerah di pagi hari namun siangnya tumbuh awan Cumulonimbus dengan bentuk vertikal yang menjulang tinggi dan warna gelap yang khas.
“Munculnya awan Cumulonimbus ini sering kali menjadi pertanda datangnya hujan lebat, petir, dan angin kencang,” kata Anjar.
Selain itu, Anjar berpesan, bagi masyarakat dan nelayan yang beraktivitas di Pantai Selatan, seperti ngabuburit atau berburu takjil menjelang berbuka puasa, untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang bisa berubah secara tiba-tiba.
“Meski cuaca terlihat cerah, angin kencang dan gelombang dengan ketinggian mencapai 2,5 meter masih mungkin terjadi, terutama di wilayah laut selatan,” tutupnya. (*)