Kondisi Terkini Mbok Yem, Penjaga Gunung Lawu, Masih Sesak Napas, Tubuh Bengkak, Dirawat 3 Dokter
Anita K Wardhani March 11, 2025 08:33 AM

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Sepekan dirawat  di  di Rumah Sakit Umum (RSU)Aisyiyah Ponorogo., ini kabar terbaru penjaga Gunung Lawu, Mbok Yem. 

Mbok Yem yang bernama asli Wakiyem ini diketahui dirawat di RS  sejak Selasa (4/3/2025) lalu karena kondisinya drop. 

Pantauan Tribunjatim.com (Tribunnews.com Network), perempuan berusia 82 tahun itu menggunakan selang oksigen.


Mbok Yem menggunakan daster berwarna merah motif bunga.

Mbok Yem masih terlihat lemah. Namun pemilik warung tertinggi di Indonesia itu tetap berusaha tersenyum ketika ada orang yang menjenguk.

Seminggu mendapatkan perawatan terungkap, penyakit yang dideritanya. Mbok Yem menderita penyakit komplikasi. 

Karena komplikasi di tubuhnya,  Mbok Yem mendapatkan penanganan dari 3 dokter spesialis. 

“Sakitnya komplek, dirawat 3 dokter spesialis. Dokter spesialis paru, dalam dan jantung,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, Senin (10/3/2025).


Menurut keterangan dokter seperti disampaikan rbain,  Mbok Yem mengalami pneumonia atau peradangan akut pada jaringan paru-paru sehingga membuat sesak napas. 

MBOK YEM SAKIT - Wakiyem, atau yang akrab disapa Mbok Yem sakit. Pemilik Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu itu sakit sejak Februari, namun baru mau turun gunung pada Rabu (5/3/2025). Viral Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi di Pulau Jawa Turun Gunung dengan Tandu
MBOK YEM SAKIT - Wakiyem, atau yang akrab disapa Mbok Yem sakit. Pemilik Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu itu sakit sejak Februari, namun baru mau turun gunung pada Rabu (5/3/2025). Viral Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi di Pulau Jawa Turun Gunung dengan Tandu (Tiktok @jun_alwii/KOMPAS.COM/SUKOCO)

Tak hanya itu, juga ada pembengkakan di sekujur tubuh.

“Saat ini sudah ada perbaikan, tapi ya naik turun seperti kemarin tensinya sempat 90 mmHg, 110 mmHg. Kalau diagnosa awal, (sakit) sesak itu saja, kondisinya lemah, setelah dilakukan pemeriksaan ada gangguan di parunya, ada infeksinya, ada bengkak di seluruh tubuh,” terangnya.


Menurut Bain—sapaan akrab—Muh Arbain, kondisi tubuh Mbok Yem bengkak lantaran zat albuminnya turun, “lalu ada gangguan metabolismenya sehingga menyebabkan sesak,” tambahnya.

 

Mbok Yem masih sesak napas jika diajak bicara, ini pesan keluarga 

Sejak Mbok Yem dirawat di RSU Aisyiyah mulai Selasa (4/3/2025) lalu.

Rupanya banyak yang ingin menjenguk legenda Gunung Lawu ini.

Viral Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi di Pulau Jawa Turun Gunung dengan Tandu
Viral Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi di Pulau Jawa Turun Gunung dengan Tandu (Tiktok @jun_alwii)

“Plus minusnya pasti ada. Plusnya banyak yang mendoakan banyak yang mengunjungi,” tegas Bain ketika ditemui di RSU Aisyiyah, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim.

Minusnya, jelas dia, Mbok Yem kurang istirahat. Mbok Yem jika ditanya pasti menjawab. Sehingga menganggu pernapasan.

“Jadi tambah sesak, keluarga pesan agar bagi besuk tidak ngobrol  dengan beliaunya tapi dengan keluarganya saja. Agar beliau bisa istirahat,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya mulai terlihat jelang Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi, pada tahun 2025, tradisi tersebut terpaksa dilakukan lebih awal.

Sebab, Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.

 

Berawal dari sakit gigi 

Mbok Yem mengatakan kondisinya drop berawal dari sakit gigi. 

"Dari sakit gigi,” ungkap Mbok Yem, ditemui Sabtu (8/3/2025) silam. 

Mbok Yem menjelaskan gigi miliknya ada yang goyang.

Karena kondisi giginya ini, ia sampai merasakan pusing jika ada makanan yang nyangkut di gigi,


“Kalau nyangkut makanan itu, kene munyer-munyer (berputar-putar),” kata Mbok Yem sambil memegang kepalanya.

Kondisi itu, kata dia, membuat dirinya enggan makan. Sehingga membuat Mbok Yem lemas. Pun beberapa waktu terakhir Mbok Yem mengaku telah jatuh tiga kali.

“Ya tibo ng jogan kui lo, ping telu (jatuh di lantai itu lo, sampai tiga kali,”  sambung Mbok Yem.

Menurut Arbain, nenek berusia 82 tahun ini kondisinya saat masuk ke Rumah Sakit mengalami sesak napas. 

“Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak napas,” tegas Bain.

Beberapa hari dirawat, kata dia, saat ini kondisi Mbok Yem sudah membaik.

Meski, kondisi Mbok Yem masih dipasang oksigen.

“Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik. Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” pungkasnya.

Penjelasan medis dari sakit gigi bisa pneumoia

Lantas, mengapa bisa sakit gigi seperti yang dialami Mbok Yem merambat dan menyebabkan sesak napas? 

Mengutip laman Kemenkes, dijelaskan jika sakit gigi adalah kondisi ketika gigi mengalami rasa sakit atau nyeri, dengan tingkatan keparahan yang bervariasi. 

Pada kebanyakan kasus, ini adalah akibat dari berbagai masalah pada gusi ataupun gigi. 

Penyebab sakit gigi yang utama adalah kerusakan pada gigi. Bakteri yang hidup di mulut dapat bertumbuh dengan baik akibat gula atau sari dalam makanaan yang d konsumsi. 


Bakteri kemudian membentuk plek lengket yang menempel pada permukaan gigi. Asam yang berbentuk dari bakteri dalam plak dapat mengikis lapisan putih keras dibagian luar gigi (enamel) dan menciptakan rongga. 

Sakit Gigi tidak bisa diobati jika disebabkan oleh infeksi yang lebih serius. Seperti abses, menunda pengobatan bisa menyebabkan mengalami berbagai komplikasi serius, misalnya kehilangan gigi, infeksi darah bakteri atau mediastinitis, serta peradangan ruang antara paru paru. 

Komplikasi yang terjadi apabila sakit gigi terutama infeksi pada gigi antara lain abses gigi berupa gumpalan nanah disekitar gigi atau gusi, peradangan seperti bakteri yang membusuk dapat menyebar dan mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh lain, seperti otot jantung, ginjal, hidung, mata dan sendi, infeksi darah berupa infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak mulut dan wajah, dan menyebabkan pneumonia.

Hal ini dikuatkan penjelasan dokter. Menurut Dokter gigi R. Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan prinsipnya, infeksi menunjukkan bahwa ada kejadian invasi mikroorganisme di dalam sebuah organ tubuh.


Sementara dalam tubuh kita tidaka ada satu bagian pun berdiri sendiri. Gigi dan paru-paru itu ada dalam tubuh kita, seluruh atau setiap hubungan saling berhubungan.

"Bicara infeksi berkait dengan gigi, jika infeksinya sebatas terjadi pada enamel pada lapisan pertama bagi gigi relatif lebih aman, karena tidak secara langsung berhubungan dengan pembuluh darah," kata dokter yang biasa disapa dokter Anastasia ini. 

Menurutnya, kondisi perlu diwaspadai jika infeksi sampai pada bagian setelah enamel bernama dentin atau  lapisan kedua gigi.

"Di situ (dentin) ada tubulidentinalis, yakni saluran dalam lapisan dentin yang hubungkan luar rongga mulut dan bagian dalam gigi pengaruhi kondisi kesehatan umum tubuh kita," jelasnya.


Kondisi akan semakin buruk jika sampai pada pulpa gigi yang merupakan jaringan ikat dan sel-sel yang berada di bagian tengah gigi, tepat di bawah dentin.

Di pulpa ada jaringan darah, pembuluh darah hingga limpa. 

"Jika infeksi pada gigi manusia dimana infektannya, baik produk mikroorganisme, semi toksin sampai ke pulpa, dengan meluasnya infeksi pada gigi melibatkan masuk ke pembuluh darah, maka invasi mikroorganisme bakteri dan sejenisnya bisa menyebar, sampai ke jaringan otak maka akan radang di situ, jika sampai ke jantung atau paru paru ini yang menyebabkan terjadinya pneumonia," kata dr Anastasia. 


Maka diingatkan perlunya menjaga kebersihan gigi karena jika tidak meluas anomalinya atau penyebaran bakterinya.

Dari arsip berita Tribunnews.com, dokter spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah, Sp P(K) FISR mengatakan penting untuk menjaga kebersihan mulut demi mencegah Pneumonia.

 Ilustrasi Gambar Pneumonia (Tangkapan layar healthline.com)
"Kuman atau bakteri di mulut kita sering migrasi, dan bisa turun ke dalam paru-paru.
Pada orang sehat dengan daya tahan tubuh baik, hal ini tidak menyebabkan penyakit," ungkapnya.


Namun tidak pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah.

Apa lagi dengan pasien yang sudah memiliki penyakit sebelumnya.

"Apa bila kebersihan mulu tidak terjaga, dengan sangat mudah mengalami Pneumonia. Kuman akan masuk ke saluran pernapasan bawah," katanya lagi.

 

Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah Pneumonia.

Tidak hanya menjaga kesehatan bibir dan mulut, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya Pneumonia.

Perlu diketahui, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan pengisian cairan atau nanah di kantung udara paru-paru. Pneumonia juga dikenal sebagai paru-paru basah. 

(Tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum) ( Anita K Wardhani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.