Momen Anies Ceramah di Masjid ITB: Kayak Ujian Doktor, Saya Ujiannya Beneran Loh
kumparanNEWS March 11, 2025 09:26 AM
Anies Baswedan mengisi ceramah usai Salat Tarawih di Masjid Salman, ITB. Anies diberi tugas untuk membawakan tema 'Ilmu dan Pikiran Kritis, Alat Menjaga Demokrasi', Sabtu (8/3).
Dalam momen tersebut, Anies bicara sejumlah hal. Mulai dari masjid yang bukan hanya tempat 'sujud' saja melainkan tempat lahirnya gagasan, hingga soal konteks demokrasi dewasa ini.
"Konteks demokrasi sekarang kita harus kritis mempertanyakan, dan negara harus terbuka, nggak boleh negara tertutup menghadapi kritik, menghadapi komentar," demikian salah satu materi yang ia sampaikan.
Setelah memaparkan materi Anies mendapatkan tiga pertanyaan di sesi awal dari para jemaah yang hadir. Salah satunya menyinggung soal pengalaman Anies dan bagaimana sikapnya dalam mempertahankan visi, misi, serta integritas agar tidak mudah disetir.
Saat momen menjawab pertanyaan itu, Anies berkelakar.
"Rasanya kayak lagi ujian doktor nih. Saya ujiannya beneran loh waktu itu. Beneran," kata Anies di atas mimbar.
"Enggak, enggak pakai joki kita, Pak," disambut gemuruh jemaah.
Kemudian, menjawab pertanyaan yang diajukan tersebut, Anies bicara soal mengambil kebijakan dengan kebijaksanaan.
"Saya ingin garis bawahi ini, di dalam kita berhadapan dengan kenyataan kita tidak mungkin selalu dalam situasi ideal, tidak mungkin. Saya selalu gunakan diagram 4 kuadran, sumbu x dan sumbu y. Sumbu x adalah nilai, nilai itu atas benar, bawah salah. Sumbu y, adalah manfaat, menguntungkan, merugikan, baik buruk," kata Anies.
"Yang kita inginkan tentu berada di kuadran 1 di mana keputusan yang dibuat itu benar secara nilai dan baik secara konsekuensi, itu ideal tidak ada perbebatan. Tapi sering kali dalam kenyataan kita dihadapkan situasi harus mengambil keputusan dalam sistem benar tapi tidak baik, benar tapi konsekuensinya buruk, atau kita sering harus ambil keputusan salah secara nilai, secara aturan, tapi baik secara konsekuensi. Nah di sini ruang kebijaksanaan. Yang harus kita hindari kuadran keempat, tidak benar dan tidak baik," sambung Anies.

Singgung Efisiensi

Di awal ceramahnya, Anies mengaku senang bisa kembali ke Bandung. Apalagi ke Masjid Salman, masjid yang menurutnya perjuangan yang jejaknya dicatat dengan tinta emas dalam pergerakan kemahasiswaan.
"Alumni-alumninya banyak mewarnai Indonesia hari ini, insyaallah ke depan banyak alumni yang mewarnai di Masjid Salman ini," kata dia.
Kemudian, Anies sempat berkelakar mengenai efisiensi. Dipicu mimbarnya yang begitu terang, berbeda dengan cahaya lampu yang menyorot jemaah.
"Nampaknya agak penuh ya malam ini, dari luar sana agak panjang perjalanan tadi, dan saya ini pertama kali Pak, kembali lagi setelah bertahun-tahun. Dulu saya sering datang ke sini ketika masih aktif di mahasiswa, bersama dengan teman-teman ITB waktu itu, suka ke sini, tapi tidak ingat suasana di malam karena kebanyakan kita di sini kalau siang, malam hari datang suasananya agak remang-remang di sini, bukan karena efisiensi ya?" tanya Anies disambut sorak jemaah.
"Bukan ya? barang kali listrik di sana saya perhatikan Pak, listrik di sana agak redup tapi bagian imam terang benderang. Yang di sini tidak mengalami efisiensi, yang di sana mengalami efisiensi ya," sambung Anies sambil tersenyum.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.