Banjir Bandang Terjang Probolinggo, Pesantren dan Barang Santri Terendam
GH News March 11, 2025 10:04 AM

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOBanjir bandang yang melanda Kabupaten Probolinggo, Jatim, pada Senin (10/3/2025) malam, merendam sebuah pesantren di Desa Tanjungsari, Kecamatan Krejengan, kabupaten setempat. Akibatnya, 196 santri terpaksa dievakuasi ke masjid terdekat setelah air naik hingga menutupi pintu kamar mereka.

Hujan deras yang turun sejak sore menyebabkan air sungai meluap, merendam pemukiman dan fasilitas umum, termasuk Pondok Pesantren Darut Tauhid yang dihuni ratusan santri. Desa Tanjungsari menjadi wilayah yang terdampak paling parah, dengan hampir seluruh rumah warga terendam banjir.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief, mengatakan bahwa evakuasi dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bahaya yang lebih besar.

“Santri dievakuasi dan barang-barang mereka turut terendam banjir. Air naik begitu cepat hingga menutupi pintu kamar santri,” kata Oemar.

Banjir terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, saat santri bersiap berbuka puasa. Namun, karena air masuk dengan cepat, mereka terpaksa menyelamatkan diri tanpa sempat menyelamatkan barang-barang maupun berbuka puasa.

banjir-3.jpg

Selain pesantren, banjir juga berdampak pada enam desa di sekitarnya. Dengan banyaknya warga terdampak, prioritas utama saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar, terutama makanan.

Bantuan Darurat Dikirim ke Lokasi

Mengingat bencana terjadi di tengah bulan Ramadan, BPBD dan Dinas Sosial segera mendistribusikan bantuan makanan bagi para santri dan warga yang membutuhkan.

“Sebagai langkah awal, untuk sahur pagi ini kami telah menyiapkan 220 porsi makanan siap saji bagi santri Pondok Pesantren Darut Tauhid,” jelas Oemar.

Selain itu, pemerintah daerah terus melakukan asesmen kebutuhan warga, termasuk bantuan sembako bagi mereka yang kehilangan dapur atau kehabisan persediaan makanan.

Dari seluruh desa di tiga kecamatan yang terdampak, Desa Tanjungsari di Kecamatan Krejengan mengalami kerusakan paling parah. Banyak rumah warga terendam, dan beberapa akses jalan masih sulit dilalui akibat genangan air.

Pemerintah daerah bersama tim BPBD dan relawan terus melakukan upaya penanganan darurat. Selain memastikan keselamatan warga, tim juga mulai menginventarisasi infrastruktur yang rusak agar pemulihan bisa segera dilakukan setelah banjir surut.

Saat ini, santri dan warga terdampak masih bertahan di tempat evakuasi sementara sambil menunggu perkembangan situasi. Mereka berharap banjir segera surut agar bisa kembali ke rumah dan menjalankan aktivitas seperti biasa. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.