TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah pesatnya minat masyarakat terhadap investasi aset digital, literasi mengenai aset kripto serta teknologi blockchain di Indonesia sudah menjadi kebutuhan mendesak.
Tingginya antusiasme masyarakat terhadap aset kripto perlu diimbangi dengan pemahaman peluang dan risikonya agar keputusan investasi dapat diambil dengan bijak.
Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin, menekankan bahwa pemahaman yang baik tentang peluang serta risiko investasi aset crypto akan membantu investor pemula hingga trader profesional dalam mengambil keputusan yang tepat.
"Pemahaman yang baik akan membuat investor lebih bijak dalam menerapkan strategi investasi. Mereka tidak hanya akan fokus pada potensi keuntungan, tetapi juga memahami risiko yang mungkin dihadapi," kata Timothius Martin di sela-sela program Pintu Goes to Office dengan tema Crypto Office Hour.
Program ini berkolaborasi dengan PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) dan digelar di Jakarta belum lama ini.
Minat berinvestasi crypto di Indonesia terus tumbuh signifikan.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa hingga tahun 2024, terdapat 22,11 juta investor crypto di Indonesia.
Angka ini menunjukkan peningkatan tajam namun masih terdapat ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut.
"Tingkat penetrasi aset crypto di Indonesia saat ini masih berada di angka 7 persen dari total populasi. Ini menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan adopsi crypto di Indonesia masih sangat besar," tambah Timothius.
Dengan kondisi ini, program edukasi dan literasi menjadi semakin relevan dan dibutuhkan.
Pintu terus memperluas program edukasinya ke semua kalangan. Salah satu inisiatif terbaru adalah mengadakan program edukasi dan literasi langsung ke berbagai perusahaan melalui Pintu Goes to Office.
Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang aset crypto, blockchain, serta cara berinvestasi yang aman dan terukur.
Dengan mendatangi kantor-kantor, Pintu berharap dapat menjangkau lebih banyak orang, terutama para profesional yang mungkin tertarik untuk memulai investasi di dunia crypto.
Chief Executive Officer LinkAja, Yogi Rizkian Bahar, mengapresiasi program Pintu Goes to Office yang dinilai sangat edukatif.
Menurutnya, diskusi mengenai bitcoin dan aset crypto terus berkembang pesat di kalangan publik, terutama di kalangan generasi muda yang haus akan ilmu dan informasi baru.
"Program ini menjadi kesempatan berharga bagi karyawan dan masyarakat umum belajar tentang aset crypto langsung dari pakarnya. Apalagi, generasi muda saat ini sangat tertarik dengan inovasi dan teknologi baru," kata Yogi.
Dia yakin kolaborasi ini bisa memperkaya perspektif kedua belah pihak, terutama dalam menghadapi transformasi digital di industri fintech.
Investasi crypto juga punya banyak risiko yang perlu diwaspadai seperti olatilitas harga yang tinggi, kurangnya regulasi jelas, dan potensi penipuan.
Edukasi menjadi kunci utama agar masyarakat tertarik pada aset crypto tidak karena tren, tetapi juga paham mekanisme dan risikonya.