Sekira 78 Ribu Bayi Meninggal Dunia Per Tahun di Indonesia, Kelahiran Prematur Jadi Penyebab Utama
Willem Jonata March 14, 2025 12:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya angka kelahiran prematur di Indonesia telah menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan. 

Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi kelahiran prematur di Indonesia mencapai 29,5 persen dari 1.000 kelahiran hidup. 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa kelahiran prematur menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi di Indonesia.

“Di Indonesia, paling banyak kematian bayi terjadi karena kelahiran prematur.  Setiap tahunnya, sekitar 78 ribu bayi dari 4,6 juta kelahiran meninggal dunia," ujar Budi saat peresmian Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Ngoerah di Denpasar belum lama ini.

Indonesia, kata dia,  menempati posisi ke-5 tertinggi di dunia untuk persalinan prematur, dengan sekitar 657.700 kasus setiap tahunnya.

Bayi lahir prematur, atau kelahiran sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, dapat dipicu oleh berbagai faktor yakni infeksi saluran kemih, infeksi vagina, atau infeksi lainnya dapat memicu persalinan prematur.

Kemudian penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan tiroid yang tidak terkontrol dan masalah plasenta seperti solusio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim) atau plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir).

Selain itu bisa dipicu riwayat kelahiran prematur sebelumnya, keguguran berulang atau aborsi sebelumnya dan jarak kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 6 bulan setelah kelahiran sebelumnya).

Tingginya akan kematian bayi ini turut menjadi perhatian perusahaan yang bergerak di industri farmasi. 

Marketing Access Manager PT Ethica Industri Farmasi, Yuning Istiyani mengatakan, setiap bayi prematur berhak hidup dan tumbuh dengan sehat.

Untuk inilah, pihaknya membuat obat yang dirancang khusus untuk membantu bayi yang  lahir prematur agar bisa berkesempatan hidup dan sehat.

“Angka kematian bayi lahir prematur menjadi perhatian kami untuk terus berinovasi menghadirkan produk seperti caffeine citrate injeksi yang diharapkan meningkatkan peluang keselamatan bagi bayi prematur dan menekan angka kematian bayi lahir prematur sekaligus menyelamatkan generasi emas Indonesia,” ujarnya.

Dikatakannya, obat dirancang untuk merangsang pusat pernapasan, meningkatkan jumlah udara dalam satu menit saat pertukaran udara di paru-paru, serta meningkatkan konsumsi oksigen sehingga memberikan efek terapeutik yang signifikan dalam mengatasi henti napas pada bayi prematur.

"Kehadiran obat ini juga didukung oleh sistem asuransi BPJS, yang memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya,' katanya. (Eko Sutriyanto)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.