TIMESINDONESIA, BANDUNG – Asosiasi Penyelenggara Pemagangan ke Luar Negeri Wilayah Jawa Barat (AP2LN Jabar) terus berkomitmen mencetak tenaga kerja terampil yang siap bersaing di tingkat global.
Salah satu program unggulan yang rutin dilaksanakan adalah magang ke luar negeri, khususnya ke Jepang.
Program ini bertujuan memberikan pengalaman kerja langsung di industri maju, meningkatkan keterampilan peserta, serta membangun etos kerja profesional yang sesuai dengan standar internasional.
Dalam dua tahun terakhir, AP2LN Jawa Barat telah berhasil memberangkatkan ribuan peserta magang ke Jepang melalui kerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan kerja (LPK) dan mitra industri di luar negeri.
Herman Bija, Kepala BBPVP Bandung duduk dideretan kedua setelah Menaker. (FOTO: Djarot/TIMES Indonesia)
Program ini tidak hanya membuka peluang kerja bagi peserta setelah kembali ke tanah air, tetapi juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia.
Melalui seleksi ketat dan pelatihan intensif, peserta dibekali dengan keterampilan teknis, bahasa, serta budaya kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan Jepang.
Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa pemagangan ke luar negeri merupakan investasi penting bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Ke depan, AP2LN Jawa Barat akan terus memperluas jaringan kerja sama guna menciptakan lebih banyak peluang bagi generasi muda yang ingin meraih masa depan lebih baik.
“AP2LN secara nasional memang mengambil Lokasi di kita dan menghadirkan bapak Menteri, tentu saja beliau hadir karena itu. Dimana kita melakukan Kembali suatu keberangkatan program magang ke Jepang. Kami dari pemerintah sangat menyambut baik kesempatan ini,” ungkap Kepala Disnaker Jawa Barat, Dr. Teppy Wawan Dharmawan, SH yang hadir Bersama Menteri Tenaga Kerja dan lainnya, Sabtu (15/03/2025).
“Pemagangan itu merupakan bagian dari strategi yang secara sadar kita lakukan tujuannya untuk meningkatkan kualitas kapasitas para talenta pencari kerja kita. Dan juga sekaligus menjadi solusi bagi persoalan pengangguran terbuka di Jawa Barat ini. Jadi, seperti yang tadi diingatkan oleh Pak Menteri, bahwa saat ini ada opportunity atau kesempatan yang terbuka di luar negeri,” tutur Teppy.
“Kelihatannya termasuk negara Jepang itu ada masalah dengan perihal orang dan orang Jepang sendiri terlalu pilah pilih terhadap jenis pekerjaan. Dan bagi kita, pilihan negara Jepang sebagai tempat yang menurut kita juga layak untuk pekerja Indonesia berkembang,” jelasnya.
Teppy berterimakasih kepada AP2LN yang telah memfasilitasi secara teknis dan ini adalah bentuk nyata, kolaborasi antar pemerintah dengan masyarakat, karena sebenarnya yang melakukan kerja sama nyata ini adalah LPK LPK yang ada naungannya di organisasi.
Teppy menjelskan bahwa tugas Disnaker Jabar salah satunya adalah memastikan perlindungan dan memfasilitasinya.
Ia pun merasa senang dengan apa yang diutarakan oleh Menteri Tenaga Kerja, bahwa program pemagangan ke luar negeri ini akan terus dilaksanakan dan ia akan memastikan bahwa Disnaker Jabar akan menjadi bagian dari tugas tersebut.
“Para pemagang kerja ke Jepang itu sudah dibina selama empat bulan dan dilatih bahasa Jepang. Setelah siap, pemagang akan dimagangkan di luar negeri. Mereka para pemagang itu dilatih oleh asosiasi penyelenggara pemagangan ke luar negeri dan kalau mau dilatih di balai balai pemerintah seperti yang mereka, LPK, di pemerintah juga kita punya dan ada beberapa balai juga yang menyediakan pelatihan kejuruan Bahasa,” ujar Herman Bija, Kepala BBPVP Bandung ketika ditanyakan perihal pelatihan Bahasa Asing untuk pemagang.
“Dan pemberangkatan tenaga pekerja magang ini sudah dilakukan rutin antara AP2LN dan BBPVP ini. Tahun lalu memberangkatkan dan tahun sekarang di bulan Maret pun demikian. Dan AP2LN ini tidak hanya di Bandung, atau Jabar tetapi seluruh Indonesia itu, AP2LN itu ada,” tukas Herman. (*)