TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Bajaga kembali menggelar diskusi online melalui siaran langsung Instagram dengan tema "Solusi Konkret untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah 3T".
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yaitu Brigita Kwee, News Anchor TV Nasional, dan Emanuel Dapa Loka, Jurnalis Senior.
Acara ini dipandu oleh Ferdinandus Wali Ate, seorang pemerhati pendidikan yang aktif dalam berbagai inisiatif sosial.
Diskusi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta merumuskan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
Jurnalis senior, Emanuel Dapa Loka menekankan pentingnya peran media dalam menyajikan informasi yang akurat dan berimbang.
Ia mengingatkan bahwa wartawan memiliki tanggung jawab besar dalam membangun opini publik yang objektif, tanpa menambahkan atau mengurangi fakta.
"Jurnalisme harus menjadi orkestra yang menyelaraskan kepentingan pemerintah, masyarakat, dan media dalam membangun solusi yang nyata bagi dunia pendidikan," ujar Emanuel melalui keterangan tertulis, Minggu (16/3/2025).
Sementara itu, Brigita Kwee menyoroti pentingnya meningkatkan akses tenaga pendidik di pelosok daerah.
Menurutnya, perhatian terhadap masalah ini harus lebih ditingkatkan agar semakin banyak tenaga pengajar berkualitas yang bersedia mengabdi di daerah 3T.
"Media memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran dan menggugah kepedulian masyarakat untuk mendukung pendidikan yang lebih merata," kata Brigita.
Sebagai moderator, Ferdinandus Wali Ate menyoroti fenomena "No Viral, No Justice", di mana sebuah isu baru mendapatkan perhatian luas setelah menjadi viral.
Dirinya mengingatkan bahwa media harus menjadi alat edukasi bagi masyarakat, bukan sekadar penyebar sensasi.
Menurutnya, tanggung jawab media bukan hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada publik tanpa menyebarkan hoaks atau informasi yang menyesatkan.
Diskusi ini diharapkan dapat membuka ruang dialog yang produktif serta melahirkan solusi konkret yang dapat diterapkan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di daerah 3T.