Konservasi adalah Ibadah, Sebuah Kampanye Menjaga Lingkungan dari Hutan Wakaf Mojokerto
GH News March 17, 2025 11:05 AM

TIMESINDONESIA, MOJOKERTOHutan Wakaf Yayasan Pendidikan Ma'arif (YPM) Mojokerto menggelar kampanye lingkungan yang dibalut dengan bulan ramadan 2025. Konservasi sebagai bentuk menjadi tema besar dalam kegiatan kali ini.

Adapun bentuk kegiatannya adalah perpaduan antara pondok ramadan dan camping di Hutan Wakaf YPM, Desa Ngembat, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. 

Kampanye ini dilakukan pada Sabtu - Minggu, 15 - 16 Maret 2025. Secara umum kegiatan ini diisi dengan santunan anak yatim piatu, salat tarawih, kajian bersama tentang konservasi lingkungan sebagai bentuk ibadah, dan kegiatan ramadan lainnya. Peserta yang terlibat dalam hal ini total sejumlah 53 orang yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum.

Ketua Hutan Wakaf YPM, Agus Sugiarto mengatakan bahwa elaborasi antara konservasi dan ibadah memiliki peranan penting. Pemuda memiliki peran strategis dalam upaya konservasi lingkungan. Para pemuda harus mengetahui bahwa menjaga lingkungan adalah salah satu bentuk peribadatan kepada Sang Maha Kuasa. 

“Konservasi merupakan wujud syukur atas nikmat alam yang telah diberikan. Melalui konservasi, kita turut menjaga keberlangsungan hidup seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Dengan demikian, setiap tindakan konservasi dapat bernilai ibadah,” ungkap Kang Sugi, sapaannya kepada TIMES Indonesia, Senin (17/3/2025).

Kang Sugi menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan serta mempererat tali silaturahmi di bulan ramadan dengan anak yatim dan dhuafa.

“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya konservasi lingkungan. Kedua, adalah menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam praktik konservasi. Ketiga, memberikan pengalaman spiritual dan edukatif bagi peserta,” ungkapnya. 

Kang Sugi berpesan dalam kegiatan ini bahwa konservasi lingkungan adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab setiap individu.

“Menjaga alam adalah menjaga kehidupan. Kegiatan keagamaan dan konservasi dapat berjalan beriringan,” ucapnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.