Makam Pandu Dibongkar, Dokter Forensik Temukan Warna Kemerahan pada Jasad Korban
Pravitri Retno W March 17, 2025 01:36 PM

TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian telah melakukan pembongkaran makam atau ekshumasi siswa SMA bernama Pandu Brata Siregar (18) di Dusun I, Desa Parlaki Tangan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), Minggu (16/3/2025).

Pandu merupakan siswa SMA yang diduga tewas setelah dianiaya anggota polisi.

Dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan, Ismurizal, mengatakan pihaknya menemukan sejumlah kejanggalan di jasad korban.

"Sudah kita autopsi, sudah kita ambil semua dan kita lihat. Nanti dia dirangkum semua ya," ujarnya, dikutip dari Tribun-Medan.com, Minggu (16/3/2025).

Ia menuturkan, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan hasilnya.

"Kan dia sudah dikubur, kita lihatlah nanti. Ada memang seperti warna kemerahan gitu ya."

"Tapi, belum bisa kita simpulkan karena harus ada pemeriksaan tambahan," katanya.

Saat ditanya apakah ada keganjilan dalam jasad korban, ia menjawabnya tegas.

"Ada lah, gausah kita pungkiri ada," jawabnya tegas.

Selain itu, ia menuturkan hasil pemeriksaan akan keluar dalam dua pekan.

Sementara itu, Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, mengatakan pihak kepolisian akan transparan terhadap hasil dari ekshumasi yang dilakukan oleh tim forensik.

"Kita sedang melakukan ekshumasi dan otopsi terhadap jasad korban," ungkap Afdhal saat memonitor proses ekshumasi, Minggu.

Kepada Tribun-Medan.com, ia berharap hasilnya bisa segera keluar.

"Mohon doanya, semoga hasilnya cepat bisa kita relis, pastinya dengan ilmu kedokteran forensik yang dilakukan saat ini," ujarnya.

Polisi Bentuk 2 Tim Khusus

Diwartakan sebelumnya, Polres Asahan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus dugaan penganiayaan kepada Pandu Brata Siregar (18).

Iptu Ahmadi, Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Asahan, menuturkan timnya tengah bekerja untuk melakukan penyelidikan.

Ada dua tim khusus yang dibentuk, yakni tim Reskrim dan tim Propam.

"Kapolres sudah mengeluarkan surat perintah (sprint) terhadap adanya dugaan yang seperti baru-baru ini viral."

"Kapolres bentuk dua unit, kami dari tim Reskrim menyelidiki pengungkapan dari kematiannya," ujar Iptu Ahmadi.

Saat ini, tim reskrim telah bekerja dengan melakukan pendalaman terhadap keterangan dari para saksi.

"Kami ini dibentuk untuk mencari kebenaran. Kami tidak ada libatkan dari Polsek Simpang Empat karena kasus ini ada di sana."

"Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini," jelas Ahmadi.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar menantikan hasil dari penyelidikan ini.

"Karena kami saat ini belum bisa mengambil kesimpulan, kami masih menunggu," katanya.

Selain itu, pihak kepolisian juga akan melakukan pembongkaran makam atau ekshumasi untuk mengetahui penyebab kematian korban secara forensik.

"Sampai saat ini, keluarga korban belum memberikan persetujuan dengan alasan menunggu rembuk keluarga."

"Namun, apabila keluarga tidak berkenan, kami akan melakukan ekshumasi sendiri dengan tindakan hukum kami," katanya.

Ekshumasi ini, ujar Iptu Ahmadi, merupakan hal penting untuk mengungkap kasus ini.

"Dari jasad korban ini akan dilakukan autopsi, sehingga nanti dapat terang benderang penyebab kematiannya. Percayakan kepada kami, Polsek Simpang Empat tidak kami libatkan karena mereka yang terlibat dalam perkara ini," ungkapnya.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Alif Al Qadri Harahap)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.