TRIBUNJATIM.COM - Rasa terkejut Dedi Mulyadi tak bisa ditutupi ketika mendatangi sebuah rumah di Bekasi.
Dedi Mulyadi tak menyangka ada sebuah keluarga yang memiliki gaya hidup tidak pada umumnya.
Keluarga itu tinggal di sebuah rumah gubuk reyot di Bekasi.
Tak hanya dihuni satu dua orang, ternyata ada 15 orang di dalam rumah gubuk reyot tersebut.
Menyadari kehidupan tersebut, Dedi Mulyadi mengulik cerita di balik kondisi tersebut.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkejut menemukan sebuah rumah gubuk reyot di Bekasi yang dihuni 15 orang.
Rumah gubuk tak layak huni itu dihuni oleh sebuah keluarga kakak beradik beberapa orang.
Untuk saudara yang laki-laki bahkan rela tidak menikah.
Karena beberapa anggota keluarga perempuan ada yang sudah punya beberapa anak.
Sehingga untuk saudara yang laki-laki yang sudah dewasa di rumah itu fokus bekerja mengurus adik-adik perempuannya dan juga keponakannya.
Hal ini diungkap dalam tayangan video KDM Channel yang diunggah pada Minggu (16/3/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunnewsBogor.com, Senin (17/3/2025).
Ketika mendapati fakta itu, Dedi pun sampai terkejut mendengarnya.
"Bu, berapa orang di rumah ini ?," tanya Dedi Mulyadi.
"Di sini, ada 15-an dah," ucap seorang wanita yang menyambut kedatangan Dedi.
"15 orang ??," timpal Dedi terkejut mendengarnya.
Penghuni rumah mengatakan bahwa rumahnya itu memang berdiri di tanah milik negara.
Dulunya kakak beradik cukup banyak ini tinggal bersama orang tua mereka di Jakarta Utara.
Berdasarkan informasi dari orang tuanya, rumahnya di Jakarta Utara itu ditertibkan karena pembangunan rumah susun.
Sehingga mereka pindah dan sudah lama tinggal di Bekasi di rumah gubuk tersebut.
Di rumah tersebut, Dedi bahkan menemukan anak kecil yang putus sekolah.
"Gak ada biayanya pak," alasan wanita penghuni rumah tersebut saat ditanyai Dedi.
"Emang sih gak bayar (sekolah gratis), tapi uang ini itunya bayar juga," sambung dia.
Ketika masuk ke dalam rumah gubuk itu, Dedi menemui dua laki-laki dewasa yang keduanya belum menikah, ada pula anak yatim, janda dan beberapa remaja yang belum bekerja.
Anggota keluarga laki-laki ada yang kerja berdagang di pasar, ada pula yang bekerja serabutan.
Pria yang belum menikah bahkan yang paling tua sudah berusia di atas paruh baya.
"Udah punya istri ?," tanya Dedi.
"Belum, udah dua kali kesalip sama adek," ucap kakak tertua di keluarga dalam rumah gubuk tersebut.
"Pada gak kerja pak (adik-adik dan keponakannya), gak ada yang ngasih makan," sambung pria tersebut.
Setelah melihat kondisi dalam rumah yang mengkhawatirkan dan hanya beralas tanah, Dedi pun bertanya soal Banjir.
Ternyata rumah gubuk tersebut juga kerap tergenang banjir.
"Ya Allah ya Robbi hidup gini-gini amat," kata Dedi.
"Ini Bekasi bro, ini Bekasi kayak gini bro, ampun," sambung Dedi.
Untuk solusinya, Dedi menawarkan pembangunan rumah panggung untuk warga tersebut.
Hal itu direspon positif oleh keluarga besar dalam gubuk tersebut.
Setelah itu, dedi memberikan sejumlah uang untuk buka puasa dan juga modal usaha jualan sayur.
Dedi Mulyadi belakangan juga jadi sorotan lantaran menyelamatkan hidup Sandi.
Sempat dipecat, Sandi Butar Butar kini kembali bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran (damkar) Kota Depok.
Ia kembali bekerja atas perintah Wali Kota Depok Supian Suri.
Hal itu diungkap oleh kuasa hukum Sandi, Deolipa Yumara.
"Ini memang atas perintah dari Wali Kota Depok, Pak Supian Suri," ujar Deolipa kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
"Kita juga ucapkan terima kasih ya karena atas perhatian dan permintaan beliau, sehingga Sandi kemudian bisa bekerja kembali," lanjut dia.
Selain itu, Deolipa menyebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga turut berperan atas dipekerjakannya kembali Sandi sebagai petugas damkar.
Oleh karenanya, mewakili Sandi, Deolipa menyampaikan ucapan terima kasih untuk Dedi Mulyadi dan Supian Suri.
"Di atasnya Pak Supian sebenarnya ada yang disampaikan oleh Pak Gubernur, Kang Dedi Mulyadi," kata Deolipa.
"Yang memang menyatakan bahwasanya setelah Wali Kota Depok terpilih, Sandi akan diterima bekerja kembali," tambahnya.
"Dan kemudian ini sudah ditepati oleh Wali Kota Depok dan oleh Gubernur Jawa Barat," lanjut Deolipa.
Deolipa menerangkan, Sandi telah menandatangani kontrak baru.
Ia mulai bekerja lagi sebagai petugas damkar sejak Senin (10/3/2025), melansir Kompas.com.
"Jadi, Sandi per hari Senin kemarin itu sudah mengabarkan ke saya bahwasanya dia sudah diterima bekerja lagi di Damkar Kota Depok," kata Deolipa.
Melalui kontrak kerja baru, status kepegawaian Sandi ditingkatkan dari honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) menggunakan Nomor Induk Pegawai (NIP) lama.
Sebelumnya, Kamis (2/1/2025), Dinas Damkar Depok tidak memperpanjang kontrak kerja Sandi sebagai petugas damkar.
Hal itu dijelaskan dalam Surat Keterangan Kerja bernomor 800/140/PKTT/PO.DAMKAR/I/2024.
Petugas atas nama Sandi Butar Butar tidak diperpanjang kontraknya setelah sembilan tahun lebih bekerja.
"Masa kerja sejak 10 November 2015 sampai dengan 31 Desember 2024. Alasan berhenti (yaitu) tidak diperpanjang kontrak," demikian isi surat.
Surat tersebut ditandatangani oleh Plt Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok Tesy Haryanti.
Tesy menerangkan, keputusan ini dibuat salah satunya berdasarkan hasil evaluasi kinerja Sandi selama setahun terakhir.
"Kalau kerja setahun ternyata tidak menarget atau tidak ada alasan-alasan tertentu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, ya mohon maaf," ungkap Tesy.
"Dan ini memang surat pemberitahuan, bukan pemecatan," tambah Tesy.
Sandi Butar Butar memang dulu sempat dijanjikan bisa bekerja lagi.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada acara di Tapos, Depok, Minggu (12/1/2025).
Dedi Mulyadi menjamin Sandi Butar Butar akan diangkat lagi jadi petugas Damkar.
Selain itu Dedi Mulyadi juga mengarahkan Wali Kota Depok terpilih, Supian Suri, untuk mengangkat Sandi sebagai pegawai lagi.
"Dia pegawai tidak tetap. Kontraknya diputus oleh pemimpin lama, jadi nanti pemimpin baru, Wali Kota Depok yang baru, akan mengangkat dia kembali," ucap Dedi Mulyadi, Minggu.
Menurutnya, hal ini mudah dilakukan, terlebih wewenang memperpanjang kontrak sepenuhnya akan berada di tangan pemimpin baru.
"Ini masalah yang mudah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jadi, Sandi tidak usah khawatir."
"Saya sudah bilang ke Pak Wali, tolong angkat kembali," ungkap dia.
Di kesempatan lain, Dedi Mulyadi juga berpesan jika Sandi Butar Butar dipekerjakan kembali.
"Nanti karakternya ubah ya, jadi kalau pimpinannya sudah baik, kelengkapan damkarnya sudah benar, hak-hak kamu diberikan, jangan banyak ngoceh keluar, karena pimpinan pasti pusing itu," kata Dedi Mulyadi.
Sandi mengaku, dirinya tidak akan aktif bersuara bila fasilitas yang didapat anggota Damkar sudah nyaman.
Dedi Mulyadi menuturkan, dirinya akan meminta untuk segera memperbaiki manajerial pengelolaan pemadam kebakaran Kota Depok.
"Karena ke depan, Depok itu kelengkapannya harus setara dengan DKI Jakarta, karena itu gerbangnya Jawa Barat, jangan bikin malu."
"Oke, kamu kerja juga yang bagus, nanti pasti yang kerjanya tangan, bukan mulut ya," ujar Dedi Mulyadi.