Ramai-Ramai Ikut Program Hapus Tato Gratis Baznas/Bazis DKI Jakarta
GH News March 17, 2025 07:06 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 134 warga mengikuti program hapus tato gratis yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat/Badan Zakat Infak Sedekah (Baznas/Bazis) DKI Jakarta di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (17/3/2025). 

Program ini merupakan bagian dari layanan reguler Baznas/Bazis untuk mendukung umat Muslim yang ingin hijrah.

Koordinator Baznas/Bazis Jakarta Barat, Heru Nurwanto, menjelaskan bahwa jumlah peserta tahun ini relatif sama dengan tahun sebelumnya. “Yang daftar online itu ada 118, terus yang lainnya mengikuti dari belakang. Jumlah peserta hapus tato mencapai 134 orang,,” ujar Heru.

Program Hapus Tato

Program hapus tato ini telah berjalan selama empat tahun terakhir, baik di tingkat kota maupun provinsi. 

Heru menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk membantu umat Muslim yang ingin memulai kehidupan baru dengan menghilangkan bekas tato. “Layanan hapus tato ini merupakan bentuk dukungan kami bagi umat Muslim yang ingin hijrah dan memperbaiki diri,” jelas Heru.

Sebelum menjalani proses hapus tato menggunakan laser, peserta harus melalui beberapa tahapan, antara lain:

  1. Registrasi: Pendaftaran peserta secara online atau langsung.

  2. Screening dan Cek Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi peserta.

  3. Konsultasi Dokter: Konsultasi dengan dokter terkait prosedur hapus tato.

  4. Anestesi: Penggunaan krim antikebas untuk mengurangi rasa sakit selama proses.

Heru menambahkan, luas tato yang dihapus dibatasi seukuran KTP untuk mempertimbangkan daya tahan tubuh peserta. “Jika peserta ingin menghapus tato lagi, harus ada jeda minimal tiga bulan,” ujarnya.

Kisah Peserta Program Hapus Tato

Program ini menarik minat berbagai kalangan, termasuk Vero (28), yang mengaku mengikuti program ini karena sudah bosan dengan tato dan dorongan dari orang tuanya. “Saya bosan dan disuruh mama untuk menghapus tato,” kata Vero.

Sementara itu, Travi (32) memutuskan menghapus tato karena alasan pekerjaan. “Saya ingin menghapus tato di tangan dan leher karena tidak nyaman dilihat di lingkungan kerja,” ujarnya.

Hamim (57), peserta lainnya, memilih menghapus tato karena alasan spiritual. “Setelah mempelajari agama, saya menyadari bahwa tato dilarang dalam Islam. Saya ingin menghilangkan masa lalu kelam saya,” tuturnya. Hamim telah mengikuti program ini sebanyak 12 kali, dan tato di dada kirinya kini hampir hilang seluruhnya. “Semoga ini yang terakhir,” harapnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.