TIMESINDONESIA, MALANG – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengeluarkan arahan untuk membangun industri susu berbasis ruminansia kecil dengan fokus pada beberapa strategi dan kebijakan. Salah satu kebijakan utama adalah mewajibkan seluruh industri pengolahan susu di Indonesia untuk menyerap susu segar dari peternak lokal. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan peternak dalam industri susu dan memastikan pasokan susu yang berkualitas.
Selain itu, Kementerian Pertanian juga berkomitmen untuk memberikan pembinaan dan pendampingan kepada peternak dan pengepul susu. Ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas susu, serta mendukung swasembada susu di Indonesia.
Dengan sinergi antara pemerintah dan sektor usaha, diharapkan populasi sapi perah dapat meningkat, yang pada gilirannya akan mendukung keberlanjutan industri susu nasional.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam pengembangan industri susu berbasis ruminansia kecil antara lain:
• Meningkatkan manajemen pemeliharaan ternak ruminansia kecil, seperti kambing dan domba, agar produktivitas susu dapat optimal.
• Mengembangkan pakan yang berkualitas dan berkesinambungan untuk meningkatkan produksi susu.
• Melakukan pembinaan dan pelatihan bagi peternak terkait teknik budidaya, manajemen pasca panen, serta pengolahan susu.
• Memperkuat kelembagaan peternak melalui koperasi atau kelompok tani untuk meningkatkan daya saing produk susu.
• Mendorong investasi dan dukungan pemerintah dalam bentuk insentif, akses pembiayaan, serta sarana dan prasarana.
Industri susu di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dengan mengoptimalkan produksi dari ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Untuk itu, diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat guna meningkatkan produktivitas dan kualitas susu yang dihasilkan oleh para peternak.
Dalam Kuliah Tamu yang diadakan di Aula Sasana Giri Sabha Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) pada Rabu (5/2/2025), mahasiswa tingkat 1 dan 2 serta para dosen jurusan peternakan Polbangtan Malang turut hadir.
Peluang dan Tantangan Sektor peternakan ruminansia kecil memiliki berbagai peluang, seperti tingginya permintaan susu kambing yang dikenal memiliki manfaat kesehatan lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya produktivitas per ekor, kurangnya penerapan teknologi peternakan modern, serta kualitas pakan yang belum optimal.
Strategi dan Kebijakan untuk Peningkatan Produktivitas Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu berbasis ruminansia kecil, beberapa strategi utama telah dirumuskan dalam diskusi ini:
1. Penguatan Manajemen Pakan Penyediaan pakan berkualitas tinggi menjadi kunci utama dalam meningkatkan produksi susu. Inovasi dalam teknologi pakan fermentasi serta optimalisasi pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber pakan alternatif menjadi solusi yang diusulkan.
2. Penerapan Teknologi Peternakan Modern Penggunaan teknologi seperti sistem pemantauan kesehatan hewan berbasis IoT (Internet of Things), peningkatan teknik pemeliharaan, serta penerapan sistem reproduksi berbasis genetika unggul dapat membantu meningkatkan hasil produksi susu.
3. Penguatan Kelembagaan Peternak Pembentukan koperasi peternak susu berbasis ruminansia kecil menjadi salah satu solusi dalam memperkuat posisi peternak dalam rantai pasok. Koperasi ini dapat berperan dalam penyediaan sarana produksi, pemasaran, serta peningkatan daya tawar peternak.
4. Sertifikasi dan Standarisasi Produk Untuk meningkatkan daya saing di pasar nasional maupun internasional, diperlukan sistem sertifikasi dan standarisasi yang ketat. Hal ini mencakup aspek kebersihan, kandungan nutrisi, dan sistem produksi yang ramah lingkungan.
5. Dukungan Kebijakan dan Insentif Pemerintah Pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif seperti subsidi pakan, akses permodalan yang lebih mudah bagi peternak kecil, serta regulasi yang mendukung distribusi dan pemasaran produk susu ruminansia kecil.
Diskusi ini menghadirkan Yustina Yuni Suranindyah dari Departemen Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan dan peluang industri susu berbasis ruminansia kecil. Menurut beliau, “Keberhasilan industri ini sangat bergantung pada penerapan teknologi tepat guna dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan. Pendidikan dan pendampingan kepada peternak menjadi faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas.”
Harapan ke Depan Ketua Jurusan Peternakan Polbangtan Malang, Wahyu Windari, menegaskan bahwa sinergi antara akademisi, pemerintah, dan peternak sangat diperlukan untuk mewujudkan industri susu berbasis ruminansia kecil yang berdaya saing. “Kami optimis bahwa dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, industri ini dapat berkembang pesat dan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi para peternak,” ujarnya. (*)